Ungker yang dicari di hutan jati di Blora.

Blora, Harianjateng.com – Bagi masyarakat Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memakan enthung, calon ulat jati atau biasa disebut ungker adalah hal biasa bahkan menjadi budaya dan makanan khas warga sekitar. Maka tidak heran jika ungker makanan khas Blora dibidik jadi kuliner Nusantara oleh Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) Cabang Blora.
Hal itu diungkapkan Ahmad Fauzin, Ketua GPN Cabang Blora, Rabu (29/4/2015). Menurutnya, potensi kuliner Blora dengan ciri khas ungker memang unik dan berpotensi menjadi ikon wisata Nusantara. “Kalau di Jawa, khususnya Jawa Tengah, ungker memang menjijikkan, namun coba kita tengok di Papua, Sulawesi, di sana ulat-ulat semacam itu juga dingkat sebagai kuliner unik khas Nusantara,” ujar dia, di Blora.
Kalau di luar Jawa, kata dia, ulat-ulat itu dimakan mentah dan alamiah, ya mentok hanya dipepes dan dimasak. “Tapi kalau ungker khas Blora kan dipepes bisa, juga digoreng, dikasih bumbu yang sedap, bahkan ada sebagaian yang sudah dijadikan kripik ungker. Ini kan menarik dan sudah tidak menjijikkan lagi,” jelas dia.
Maka dari itu, lanjutnya, ungker khas Blora ini bisa menjadi potensi kuliner unik di Jawa Tengah bahkan di Indonesia. “Selain terkenal sate ayam dan soto kletuknya, ungker Blora juga pantas menjadi ikon kuliner Nusantara. Bagi orang yang awam dan tidak paham, biarkan mereka penasaran. Kalau penasaran, kan mereka mencari tahu dan bahkan datang sendiri ke Blora, dan justru itu menjadi daya pemikat wisatawan ke Blora,” terang pria tersebut. (Baca juga: Berwisata di Waduk Greneng Blora).
Kalau di Rembang punya ikon kopi lelet, kata dia, makanan khas Pati juga punya andalan nasi gandul dan soto kemiri serta petis runting, di Grobogan juga ada makanan oleh-oleh seperti sale, maka di Blora harus punya ungker yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Blora.
Sebab, proses pencarian ungker sangat sulit, apalagi ia musiman. Tidak bisa tiap hari didapatkan dengan mudah. Seperti contoh pada bulan seperti ini saja, sangat sulit ditemukan para pencari ungker di sekitar hutan Jiken sampai Cepu dan di wilayah Randublatung. “Kalau tidak ada daya kreatif para pelaku bisnis kuliner di Blora, ungker khas Blora memang tak bisa mendunia. Kalau ada ya harus buat kripik atau ungker yang bisa awet dan dipasarkan di pusat oleh-oleh khas Blora,” harap dia.
Tiap daerah pasti memiliki ciri dan makanan khas sendiri. Selain Blora, makanan khas Grobogan, makanan khas Pati, makanan khas Rembang, makanan khas Demak, makanan khas Jepara, makanan khas Kudus, makanan khas Semarang, makanan khas Kendal dan sebagainya di Jawa Tengah memiliki daya tarik dan keunikannya sendiri-sendiri.
Khusus untuk Blora, kata dia, perlu ada pemberdayaan ungker agar bisa awet dan tidak terkendala musiman saja, apalagi ungker hanya bisa didapatkan di hutan jati dan itu pun dicari pada saat-saat tertentu. “Sebab, ungker Blora bagi kami sudah menjadi kuliner khas Nusantara yang belum ada di wilayah lain yang seunik Blora,” pungkas dia. (Red-Harian Jateng/HJ45/Foto: Harianjateng.com).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini