Bandungan, Harianjateng.com –  Tujuan dan manfaat mediasi untuk mengatasi konflik masyarakat harus diketahui masyarakat umum. Materi tersebut disampaikan dalam pelatihan mediasi yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan Masyarat Provinsi Jawa Tengah dengan Walisongo Mediation Center UIN Walisongo Semarang. Kerjasama antara Kebangpol Linmas dan WMC UIN Walisongo Semarang ini dilaksanakan sejak 6 Mei 2015 sampai 8 Mei 2015 di Hotel Amanda Hills Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dalam pemaparanya, Dr H Imam Taufiq MAg dosen UIN Walisongo Semarang kelahiran Jombang tersebut mengatakan dengan bermediasi, konflik di masyarakat akan terselesaikan secara santun. Problematika yang terjadi di dalam masyarakat begitu sangat kompleks yang berujung dengan kekerasan yang tak jelas keberadaanya. (Baca juga: Kesbangpol Jawa Tengah Gelar Pelatihan Mediasi dengan WMC UIN Walisongo Semarang).
Dr Imam Taufiq yang juga Ketua Walisongo Mediation Center menegaskan bahwa semua masalah tidak akan selesai jika dilakukan dengan cara kekerasan. “Mediasi sangat penting untuk disampaikan ke publik guna membiasakan menyelesaikan masalah dengan cara yang santun, ramah, atau cara-cara yang menghargai nilai-nilai kemanusian. Kerena selama ini, jiwa Indonesia yang katanya santun dan ramah itu sudah mulai luntur,” tegas dia di hadapan peserta pelatihan.
Semuanya mulai mengedepankan ego, lanjut dia, individualisme, mengedepankan kepentingan pribadi, bahkan memunculkan kekerasan. “Kekerasan sudah menjadi wajah indonesia, termasuk pengadilan misalnya, yang berpihak sebelah. Tidak memuaskan kalayak ramai. Karena itu, mediasi, adalah satu bentuk cara untuk mempolurlerkan pendekatan-pendekatan yang semuanya merasa puas, dan itu akan membawa kehidupan yang lebih damai,” imbuhnya.
Dalam acara pelatihan mediasi yang di selenggarakan oleh Kesbangpolinmas Jawa Tengah yang bekerja sama dengan WMC selama tiga hari ini, di dalamnya diajarkan bagaimana out put mediasi itu berupa membangun relasi. Orang yang biasanya punya konflik sulit berhubungan baik dengan orang yang mempunyai masalah, beber dia, kerena itu, di dalam mediasi di bangun bagaimana cara cara berhubungan dan bagaimana relasi itu benar-benar bisa terbangun.
WMC telah melakukan survei sekaligus praktik mediasi di berbagai daerah seruluh Indonesia, mulai dari Maluku, Ambon, Pontianak, Mataram, Sampit (Kalbar), dan sebagainya. “Mereka semua sebenarnya merasakan apa yang dibutuhkan adalah cara-cara yang bisa mempertemukan kepentingkan masing-masing dengan cara yang adil, tidak memihak, kalau dalam terminologi Jawa merasa diwongke,” terang dosen tersebut. (Red-HJ45/Foto: Sofan/Harian Jateng).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini