![]() |
Bupati Brebes dalam suatau agenda. Foto: Kualitasnews.com. |
Brebes, Harian Jateng – Pada Minggu, 10 Mei 2015 kemarin, Hj Idza Priyanti SE yang juga Bupati Brebes menjadi penggagas Jalawastu.Bupati perempuan tersebut dinobatkan menjadi tokoh penggagas kelestarian tradisi Ngasa, Kampung Jalawastu, Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Prestasi hebat ini merupakan prestasi Bupati Brebes yang turut membawa nama baik Brebes Jateng. Tak hanya Bupati Brebes, ada juga tiga tokoh penggagas lain yang diberi penghargaan oleh Pemangku Adat, setelah pementasan Jalawastu, di Anjungan Jateng TMII, Jakarta, Minggu (10/5/2015) kemarin.
Bupati Brebes yang lahir pada 9 Januari 1971 ini merupakan peraih penghargaan bersama pejabat yang lain. Bupati Idza mendapat penghargaan bersama Maestro Budaya Pantura Drs Atmo Tan Sidik, Perencana Akses Infrastruktur Ir Titi Yuliati dan Kasubbid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Wijanarto MHum.
Dastam, selaku Pemangku Adat Kampung Jalawastu mengatakan pemberian gelar kehormatan tersebut kepada Bupati Brebes karena berkontribusi nguri-nguri kebudayan asli Kabupaten Brebes yang agung. Hal itu menjadi salah satu jasa Bupati Brebes yang perlu diberikan penghargaan yang bisa menjadi spirit bagi kemajuan budaya Brebes.
“Mereka telah berjasa memunculkan tradisi Ngasa kampung Jalawastu hingga mengorbit go Nasional,” kata Dastam seperti yang dilansir humas Pemkab Brebes.
Berbeda dengan budaya lain, budaya khas Brebes memiliki keunikan sendiri jika dibandingkan dengan budaya khas Tegal, budaya khas Pekalongan, budaya khas Cilacap, budaya khas Banyumas, budaya khas Batang, maupun budaya khas Batang dan sekitarnya di Jawa Tengah. Salah satu budaya unik di Brebes adalah upacara adata Ngasa.
Menurut Dastam, upacara beranam adat Ngasa ini adalah salah satu budaya warisan yang ada dari ratusan tahun silam. Upacara tersebut merupakan salah satu upacara unik yang berbeda dengan upacara adat di daerah lain. Bagi Dastam, upacara Ngasa tersebut menjadi wujud rasa syukur kepada Tuhan.
Dastam juga menjelaskan, upacara unik khas Brebes tersebut merupakan upacara adat yang dilaksanakan setiap hari Selasa Kliwon mangsa kesanga. Menurut kepercayaan warga setempat, sudah bertahun-tahun tradisi tersebut masih eksis dan dilestarikan.
Dalam pelaksanaannya, tradisi tersebut digelar dalam kuran setahun sekali. Pelaksanaannya pun unik, karena harus di pelataran dukuh, dan disebut Pesarean Gedong oleh warga setempat di Brebes tersebut. Sebagai daerah yang kaya akan budaya dan seni, budaya yang sudah dilestarikan sejak ratusan tahun tersebut perlu dijaga agar khazanah budaya di Brebes masih ada dan membumi.
Dalam tradisi tersebut, para warga menggelar perjamuan dengan makanan jagung, serta menggunakan lauk-payk dari umbian. Untuk alasnya, warga memanfaatkan seng sebagai alas makan. Uniknya, dalam tradisi ini, para warga tidak memakan lauk yang bernyawa, karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika memakan lauk bernyata seperti ikan, ayam, hal itu adalah pantangan mereka.
Saking uniknya tradisi ini, tidak heran jika Bupati Brebes mendapat penghargaan karena turut mengampanyekan, mempromosikan dan menduniakannya. Bupati Brebes menjadi salah satu orang yang berjasa atas budaya tersebut dengan turut nguri-nguri agar tidak punah di tengah gempuran globalisasi. (Red-HJ35/Wasdiun/Pemkab Brebes).