Blora, Harian Jateng – Meskipun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Blora akan digelar Desember 2015, namun saat ini sudah muncul banyak kandidat Bupati 2015-2020. Sesuai rencana, Pilkada Blora tahun 2015 ini akan dihelar pada tanggal 16 Desember 2015. Tak hanya di dunia nyata, saat ini banyak kandidat muncul dan menjadi perbincangan di dunia maya, terutama di sosial media, yaitu facebook.
Deretan nama-nama kandidat Bupati Blora 2015-2020 sudah banyak muncul di facebook. Mereka adalah Zaenul Arifin, Kusnanto, Karsilo, Mulgiyono, Djoko Nugroho, Gunawan S Pardji, Kusnanto, Rubiyanto, Supardi, Arif Rohman dan sebagainya.
Menurut Sholihun, surveyor dan pemerhati politik dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) Koordinator Wilayah Jateng, mengatakan bahwa suhu politik di beberapa daerah yang akan menggelar Pilkada serentak tahun 2015 ini semakin memanas. Tak hanya pihak penyelenggara, pihak kandidat, namun antusiasme masyarakat juga mulai terlihat dengan ramainya perbincangan di media sosial.
Pengaruh Facebook
“Media sosial seperti facebook ini memiliki pengaruh besar terhadap penggiringan opini publik. Dari data kami, ada sektar 76 persen pengaruh terhadap suara dalam Pilkada. Maka tak heran, banyak politisi memanfaatkan media sosial untuk kampanye,” ujar dia, Sabtu (16/5/2015).
Meskipun secara metode riset, pengaruh sosialisasi di facebook menjadi 76 persen, kata dia, akan tetapi yang berpengaruh utama adalah ketokohan atau figur. “Kan tiap-tiap daerah berbeda karakter masyarakatnya. Ada yang suka dengan sosialisasi lewat baliho, kalender, buku, stiker, pamplet, atau bahkan lewat facebook lebih mengena, karena rata-rata pengguna facebook orang yang melek IT dan pemuda, pelajar dan mahasiswa,” beber dia.
Kalau lewat FB, kata dia, kan cepat informasinya. “Apalagi yang baca anak-anak muda atau pemilih pemula, pasti mereka akan lebih cepat menangkap, siapa sosok Bupati atau Walikota yang baik dan layak untuk dicoblos nanti saat Pilkada,” terang pria tersebut.
Kalau di Blora, kata dia, saya kira yang berpengaruh besar itu yang pro terhadap kesenian dan budaya. “Selain itu, kalau para kandidat bisa merangkul segenap mahasiswa yang belajar di luar kota, juga komunitas-komunitas perantau Blora, baik yang ada di dalam maupun luar negeri, pasti bisa mengantongi suara banyak. Yang penting saat pemilihan, mereka bisa pulang ke Blora atau nanti ada regulasi dari KPU yang terbaru,” tukas dia.
Meksipun pengaruh FB relatif besar, lanjutnya, namun head to head dan bertatap muka secara langsung lebih disukai masyarakat Blora yang paling tua. “Kalau para kandidat di Jateng, baik kandidat Bupati maupun Walikota paham detail pemetaan politik dan road map suara menjelang Pilkada, pasti mereka bisa bersosialisasi dengan baik dan benar, tanpa harus memasang baliho besar di mana-mana. Soalnya, masyarakat sekarang tidak bodoh, mereka lebih suka disapa langsung daripada hanya pasang baliho yang kurang signifikan,” jelas dia. (Red-HJ34/Foto: Facebook).