![]() |
Dodol, selai, dan sirup hasil olahan mahasiswa KKN. |
Temanggung, Harian Jateng – Beberapa mahasiswa yang melaksanakan Kulaih Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Semarang di Temanggung menyulap jambu menjadi dodol, selai dan sirup. Sebanyak sebelas (11) mahasiswa KKN di Desa Lempuyang, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Posko 59 membuat kegiatan menarik dan membekali warga untuk menyulap jambu menjadi dodol dan, membuat selai dan juga minuman khas berupa sirup.
Yudhi Elvaz, salah satu tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 55 mengatakan, pembuatan dodol tersebut menjadi salah satu progam di poskonya. “Posko hanya memproduksi untuk pembekalan warga. Sedangkan Warga lah yan menindaklanjuti sebagai usaha kreatif ibu PKK,” ujar dia kepada Harian Jateng, Selasa (19/5/2015).
Menurutnya, program pembuatan dodol dan sirup tersebut merupakan kegiatan menarik dari program KKN yang ada. Kami, kata dia, bersama Pak Kordes Rif’an Amirilloh dan tim yang lain, bekerjasama menuntaskan program pembuatan dodol tersebut. “Selain membuat dodol, kami juga membuat selai dan sirup dari jambu,” ujar dia. (Baca juga: KKN UIN Walisongo Semarang dan LSM NASA Jalin Kerjasama Buat Pupuk Organik).
Menyulap Jambu
Kepala Desa Lempuyang, Susiati, menyambut baik program mahasiswa KKN UIN Walisongo tersebut di desanya. “Di desa ini, jambu biji merupakan komoditas yang melimpah. Biasanya jambu biji hanya dijual mentah tanpa melalui proses produksi. Jambu yang layak jual hanyalah jambu yang setengah matang, sedangkan jambu yang telah matang hanya dibuang ke sungai tanpa dimanfaatkan sama sekali,” kata dia.
Dari keresahan itulah, lanjutnya, Tim KKN dari Posko 59 UIN Walisongo Semarang yang diketuai Kordinator Desa Rif’an Amirulloh, memanfaatkan jambu yang telah matang dan tidak dimanfaatkan tersebut agar bisa bermanfaat. “Karena jambu biji merupakan sumber vitamin yang sangat berguna bagi tubuh,” jelas kades tersebut.
Awalnya, Divisi Kewirausahaan Tim KKN Posko 59 Desa Lempuyang berkordinasi dengan warga yang memiliki perkebunan jambu terbesar di Lempuyang yaitu Haji Aziz untuk memberikan jambu yang tidak dimanfaatkan itu agar tidak dibuang. Selain memanfaatkan sumber daya juga dapat mengurangi polusi sungai. Sebab, biasanya jambu yang matang dan tidak laku dijual akan dibuang di sungai.
Kemudian, dari Tim KKN Posko 59 tersebut, mencari informasi pemanfaatan jambu biji untuk makanan. Setelah informasi yang dibutuhkan terkumpul diputuskan untuk membuat dodol, selai dan sirup jambu juga brownies dengan pertimbangan proses pembuatannya yang terbilang mudah dan biaya produksi yang murah dan disukai banyak orang.
Sebelum disosialisasikan pada warga sebagai pembekalan wirausaha pada masyarakat, Tim KKN melakukan beberapa kali eksperimen dalam pembuatan produk makanan tersebut. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan dan terus mencari informasi dan mencoba lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan Tim KKN Posko 59 akhirnya berhasil nembuat dodol jambu yang kenyal, selai yang enak, sirup jambu yang segat dan brownies yang nikmat.
Pada tanggal 8 Mei 2015 lalu, hasil produksi disosialisasikan pada Ibu-ibu PKK Desa Lempuyang yang dipimpin Ibu Misriyah, agar nantinya bisa memproduksi jambu biji sebagai makanan yang memiliki daya jual yang tinggi dan bisa menambah penghasilan.
Sampai saat ini, program kerja Tim KKN Posko 59 UIN Walisongo Semarang tersebut berhasil menciptakan gerakan baru dengan menyulap jambu biji menjadi berbagai macam produksi yang bisa dijual dan menjadi potensi ekonomi yang tinggi. Tak heran, ide mahasiswa UIN Walisongo Semarang tersebut mendapat dukungan penuh dari masyarakat Desa Lempuyang, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (Red-HJ58/Foto: Elvaz/Harian Jateng).
![]() |
Proses pembuatan dodol |