Lokasi Congot dilihat dari Banyutowo. |
Sudahkan Anda menjamah situs Congot di Selempung Dukuhseti Pati? Di dekat Pantai Banyutowo, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jateng, sebenarnya ada Pantai Congot Selempung yang sampai saat ini masih sepi dan belum dijamah wisatawan. Konon, menurut pendapat warga setempat, situs Congot tersebut sangat angker dan penuh mitos dan sejarah berliku. Apalagi, setelah ditemukannya makam seorang wali di sana.
Bagi warga Dukuhseti, lokasi Congot memang tak asing ditelinga. Sebab, kebanyakan warga sekitar mata pencariannya adalah nelayan dan petani tambak. Dinamakan Congot, karena wilayah tersebut termasuk tanjung atau daratan yang menjorok ke laut. Dalam bahasa Jawa, congot berarti menonjol, yang menonjol ke laut. Dari lokasi Pantai Banyutowo, Anda bisa melihat daratan yang menjorok ke laut di sebelah utara.
Situs, Tanjung dan Pantai Congot Selempung
Congot, bisa disebut pula tanjung Congot, karena ia adalah daratan yang sangat menjorok ke laut. Congot, bisa juga dijadikan pantai Congot, karena pantai di sana memang Indah. Kemudian, Congot bisa juga dikatakan sebagai situs sejarah. Sebab, situs Congot ini menyimpan berbagai sejarah, mitos dan legenda menarik. (Baca juga: Pantai Banyutowo Pantasi Jadi Ikon Wisata Jateng).
Dari beberapa sumber yang ditemui Harian Jateng, Senin (18/5/2015) kemarin, mereka menyebutkan bahwa Congot merupakan lokasi angker dan menyeramkan. Bebeberapa orang Selempung dan Dukuhseti yang memiliki tambak di sana, sering ditemui kejadian aneh. Seperti air muncrat setinggi lima meter, ada sosok hantu, ada gelombang besar di laut dekat Congot dan sebagainya.
Subawi, warga Dukuh Tanggul Rt 2 Rw 4 Desa Dukuhseti, menuturkan bahwa dirinya dulu lah yang menemukan makam di Congot tersebut. “Saya dulu waktu masih mocok macul di sana, menemukan mayak yang masih utuh, saya bersama Pak Ngalimun waktu itu menemukan sosok mayat yang masih utuh,” ujarnya kepada Harian Jateng.
Daratan yang menjorok ke laut (congot) dilihat dari Banyutowo. |
Dulu, Subawi bersama Ngalimun, mencangkul untuk membuat tambak miliki H. Samo yang juga warga Dukuhseti di area Congot. “Saya menemukan mayat, kemudian saksinya adalah teman saya sendiri, Wagiman, yang juga warga Tanggul Dukuhseti, dan saksi kedua adalah H Samo sang pemilik tambak,” beber dia.
Menurut Subawi, saat ia akan menggarap proyek pembuatan tambak tersebut, sempat ditentang dan diancam warga Selempung. “Dulu ada orang mengancam, kalau ada yang berani membuat tambak di sana, akan ada haluhoro atau kejadian besar,” beber dia.
Ternyata, lanjut dia, hal itu benar. “Saat Pak Ngalimun mencangkul, ada batu besar, hingga paculnya patah. Ternyata di samping batu tersebut ada kain kafan dan ternyata ada mayat. Saat itu juga, kami menguburkan, dan di sana terjadi hutan badai yang membuat kami takut, sehingga kami langsung pulang. Di jalan, sepeda kami rantainya juga copot,” tutur dia.
Terpisah, Ngalimun, penemu mayat yang saat ini dia juga menjadi perangkat Desa Dukuhseti juga membenarkan hal itu. “Kejadian itu sudah lama, saya menemukan mayat itu sekitar tahun 1996,” beber dia.
Setelah kejadian itu, lanjut dia, banyak orang datang ke rumahku, termasuk para habib dan perangkat desa se Dukuhseti. “Kalau menurut almarhum Habib Ahmad Al-Hamid Tayu, makam tersebut namanya adalah Syekh Ibrohim, yang keturunannya masih dekat dengan Nabi Muhammad,” ungkap dia.
Akan tetapi, menurut Habib Ahmad Al-Hamid Tayu, makam tersebut tidak mau dibiru cungup atau bangunan genteng di atasnya. “Menurut Habib Ahmad yang wali itu wali kiriman,” ujar dia. Sebab, menurut sejarah yang diketahui, di lokasi Congot itu dulu adalah tempat pembuangan mayat dan pembantaian warga pribumi zaman Belanda dulu.
Kejadian sama, kata dia, juga pernah dialami warga Banyutowo. “Dulu kan saat pembuatan selokan untuk TPI Banyutowo, ditemukan mayat yang masih utuh, wangi dan kain kafannya putih bersih, badannya juga masih utuh seperti mayat baru meninggal satu hari. Kemudian, mayat yang ditemukan tersebut dimakamkan di belakang Kantor Kepala Desa Banyutowo,” ungkap dia.
“Jadi ya tak heran jika di Congot, para warga Selempung Dukuhseti yang memiliki tambak di sana sering dijumpai makhluk halus,” ungkap guru SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi tersebut.
Setelah banyak orang datang dan wawancara kepada kami, katanya, kemudian lokasi makam dibangun rapi yang letaknya di area tambak miliki H. Samo yang juga masih saudara Bapak Narmo, pemilik toko di perempatan Tanggul Dukuhseti. Sejak saat itu, banyak orang berziarah ke sana, termasuk para dukun, dan juga kiai-kiai dan warga setempat.
Lokasi Congot tersebut, menurut Ngalimun sangat cocok dijadikan wisata, entah wisata rohani, pantai congot, atau pun situs sejarah. Apalagi, lokasinya relatif dekat dengan Dukuh Selempung, yaitu sekitar 2 Km jika ditempuh dengan sepeda motor. “Kalau tertarik, silahkan saja ke sana,” tegas dia.
Objek Wisata Congot
Seperti halnya wisata pantai di sekitar Pati, banyak sekali potensi wisata di Congot yang bisa diberdayakan. Selain area tambak yang bisa digunakan untuk memancing, di lokasi Congot juga bisa dijadikan pelabuhan seperti halnya Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Salah satu pemandangan yang bisa dinikmati di Congot. |
Di sana, juga ada hutan mangrove atau hutan bakau yang masih alami dan kaya akan ekosistem burung-burung dan binatang lain. Warga setempat, memberi nama hutan bakau adalah “brayo”.
Selain itu, di situs Congot ini juga ada Makam Syekh Ibrohim, sebagai wahana wisata rohani bagi pengunjung yang datang. Meskipun belum dijamah media massa, namun Makam Syekh Ibrohim saat malam Jumat atau hari Jumat sering dikunjungi orang dari berbagai daerah, seperti Jepara, Rembang, Kudus, Blora bahkan dari Semarang dan Kendal.
Tak hanya itu, di Congot juga ada pantai yang indah, yang bisa dijadikan wahana berwisata masyarakat. Keunggulan pantai Congot ini lebih bersih dan bening, dibandingkan objek wisata Pantai Banyutowo Dukuhseti Pati. Dengan potensi unik tersebut, Congot sangat berpotensi menjadi wisata di Dukuhseti Pati.
Situs Congot ini, sebenarnya sangat menarik. Apalagi, nanti kalau jadi objek wisata, dipararelkan dengan objek wisata Pantai Banyutowo. Jadi Anda wisata perahu yang mengeliling sekitar Desa Banyutowo dan Dukuh Selempung Desa Dukuhseti. Sangat menarik jika didesain dan mendapat dukungan dari Pemkab Pati. Sebab, sampai detik ini, objek Congot masih terpendam dan belum banyak orang yang tahu.
Secara administratif, Congot berada di Dukuh Selempung, Desa Dukuhseti, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati yang jaraknya hanya 2 KM dari perkampungan warga. Kawasan tersebut jika dijadikan destinasi wisata di Dukuhseti, akan semakin ramai. Sebab, sebagian besar, warga setempat mata pencariannya adalah nelayan dan petani tambak yang sering beraktivitas di sekitar Pantai Congot. Tertarikkah Anda untuk ekspedisi ke sana?
(Laporan Wisata Harian Jateng/Foto: HI/Harian Jateng).