Semarang, Harian Jateng – Berita demo Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2015 kini datang dari Semarang. Puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang menggeruduk kantor DPRD Jawa Tengah, Rabu pagi (20/5/2015) sekitar pukul 10.55 WIB. Dengan membawa spanduk, bendera merah putih dan bendera HMI, mereka menggeruduk DPRD Jateng untuk menyampaikan beberapa pesan dan tuntutan.

Tak hanya HMI, puluhan mahasiswa tersebut juga dari Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jateng. Mereka membawa bendera HMI, GPI dan juga merah putih. Mereka berjalan dari depan bundaran Air Mancur Jalan Pahlawan Semarang menuju kantor DPRD Jateng.

Dalam rillis yang diterima Harian Jateng dari HMI Cabang Semarang, Aat Ezka Fahmadi, Ketua Umum HMI Cabang Semarang mengatakan bahwa karut-marut masalah di Indonesia tidak kunjung selesai. “Se abad lebih Kebangkitan Nasional di Indonesia tetap saja tidak membawa perubahan terhadap kondisi bangsa saat ini. Agenda perubahan selama ini tidak berdampak kepada rakyat miskin,” ujar dia dalam rillis tersebut.

Rakyat semakin menderita dengan kebengisan rezim pemerintah, kata dia, rakyat hanya menjadi kuli dan pelacur dimata bangsa luar. Permasalahan di berbagai bidang silih berganti tidak dapat diselesaikan dan pemerintah terkesan acuh tak acuh.

“Pertikaian dua lembaga Hukum (KPK dan Polri) hadir menghiasi ribuan mata penduduk bangsa Indonesia. Masih ingat kasus Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah yang dikaitkan dengan penyadapan Komjen Susno Duadji dalam penyelidikan kasus Bank Century. Seketika itu begitu polpuler istilah cicak vs buaya. Di mana- mana masyarakat berteriak dan terus luncurkan dukungan supaya pertikaian dua lembaga ini bisa damai dan profesional dalam menegakkan hukum,” tegas Ketum HMI tersebut.

Tidak hanya sampai di sana, kata dia, pergesaran dua lembaga negara ini terus berlanjut ketika adanya upaya penangkapan penyidik KPK Kompol Novel Baswedan yang dikaitkan dengan ditetapkanya Irjen Djokosusilo sebagai tersangka.

“Dua pertikaian yang seharusnya bisa menjadi acuan untuk memperbaiki citra KPK dan Polri kini kian sulit untuk diwujudkan, lagi- lagi dan lagi pertikain KPK dan Polri kembali hadir ketika Bambang Widjojanto Wakil Ketua KPK ditetapkan sebagai tersangka atas kesaksian palsu dalam Pilkada disaat empat hari sebelumnya KPK menetapkan Calon Kapolri tunggal Budi Gunawan dinyatakn sebagai tersangka oleh KPK,” kata Aat.

Motif yang sama antara KPK dan Polri, kata dia, saling serang dan saling tangkap pun terjadi kembali. Melihat background dan landasan kedua lembaga negara ini yang notabenenya lembaga hukum seharusnya bisa tertib dan profesional. Tidak seharusnya pertikan ini terjadi sampai tiga kali yang menyebabkan keprihatinan kualitas penegakan hukum di negeri ini. KPK dan Polri punya tanggung jawab penuh atas penegakan hukum di negeri ini.

“Ketika keduanya saling serang muka penegakan hukum di Indonesai mau dibawa kemana? dan apa kepentingan yang politik masuk untuk mengacak-acak kedua lembaga ini? Penegakan hukum adalah sebuah kemutlakan di Negeri ini,” ujar dia. Puluhan massa dari Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Semarang tersebut menuntuk agar problematikan di Indonesia segera diselesaikan. (Red-HJ34/Foto: Ovan/Harian Jateng).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini