Aksi Harkitnas 20 Mei 2015 oleh HMI Cabang Semarang, kemarin.

Semarang, Harian Jateng – Demonstrasi aktivis mahasiswa yang dilaksanakan pada Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2015 kemarin, dinilai gagal melengeserkan Jokowi dari tahta presiden. Menurut Hakim Alif Nugroho, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang, Jokowi gagal dilengserkan karena demo mahasiswa icrit-icrit.

Demonstrasi yang terlaksana pada 20 Mei Kemarin, dinilai Hakim hanya seremonial belaka. “Demo HMI, PMII, Kammi, IMM, maupun ormas dan BEM lain se Indonesia terbukti belum menumbangkan rezim Jokowi. Apalagi, Jokowi sudah mampu membungkam beberapa BEM,” beber dia.

Kalau kita berani mati, kata dia, kita lebih terhormat. “Kan sudah jelas, mahasiswa itu tugasnya demo sebagai bukti agen perubahan sosial. Tapi kalau demo Harkitnas di Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Solo, Medan, Depok dan Semarang icrit-icrit, ya gak bakalan menurunkan Jokowi,” tegas dia.

Peringatan Harkitnas 2015 memang hanya peringatan. Menurut Hakim, demo yang dilaksanakan mahasiswa belum mampu membuat perubahan dan meruntuhan Pemerintahan Jokowi yang gagal. Di sisi lain, Jokowi sudah membungkam suara mahasiswa. “Aku heran, mahasiswa sekarang kok malah patuh pada pemerintah, mereka memang menjual idealismenya,” ungkapnya, Jumat (22/5/2015) di Semarang.

Padahal, kata Hakim, menurut Tan Malaka, idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda. “Kalau mahasiswanya sudah melacurkan diri, ya tak ada bedanya dengan PSK,” tegas dia.

Jokowi memang licik, kata dia, saat di demo ia malah ke Malang. “Dulu saat banjir, ia juga malah pergi ke Bogor. La terus kapan mau dan berani menghadapi pendemo. Ternyata buah dan citra bagus Jokowi hanya olahan media massa,” pungkas dia. (Red-HJ34/Foto: Sofan/Harian Jateng).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini