BAKSOS: Suasana pembersihan TPU Giriluyo Ngaliyan Semarang.

Semarang, Harian Jateng – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Semarang bekerja sama dengan PT Pesona Cipta mengadakan bakti sosial membersihkan pemakaman umum Giriluyo Ngaliyan Kota Semarang dan memberi bantuan alat-alat kebersihan kepada juru kunci makam, Sabtu (13/6/2015).

Ketua Umum PMII Cabang Semarang Abdurrahman mengatakan bahwa alasan dipilihnya pemakaman ini karena kondisinya yang luas dan hanya mempunyai beberapa juru kunci. Ia melihat bahwa jumlah juru kunci belum sebanding dengan luas pemakaman. Pemakaman umum seluas 7500 meter persegi itu hanya memiliki satu juru kunci.

Kepala Staf Operation PT Pesona Cipta Area Jawa Tengah Sumito mengatakan bahwa sebagai perusahaan jasa yang mempunyai kelebihan sumber daya manusia, maka PT Pesona Cipta ingin berbakti kepada masyarakat, salah satunya melalui kegiatan pembersihan makam ini.

“Kenapa makam? Karena makam sebagai momentum menjelang bulan puasa. Menurut adat jawa ada tradisi nyekar atau nyadran. Falsafahnya, kita membersihkan makam sama seperti membersihkan diri agar kita menghadapi bulan puasa ini bersih jiwa dan raga,” ujar perwakilan PT yang bergerak di bidang outsourcing security ini.

Ia melanjutkan, untuk kegiatan ini, PT Pesona Cipta menerjunkan 50 karyawannya untuk membersihkan sampah di area makam. Sedangkan PMII Kota Semarang menerjunkan 30 kadernya. Mereka membersihkan daun-daun, rumpur liar, dan sampah plastik yang berserakan. Selain itu, mereka juga merapikan ranting-ranting pohon yang menghalangi jalan.

Ketua panitia bakti sosial pembersihan makam dari PMII Kota Semarang Bambang Junoto mengatakan bahwa kegiatan ini adalah wujud dari visi-misi ketua umum PMII yaitu intelektual pesantren dan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

“Kita ingin meningkatkan spiritualitas kita lewat kegiatan ini. Bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, yang abadi itu di akhirat. Selain membersihkan makam, kami juga mengisi kas untuk pemakaman sini,” ujar Bambang yang juga mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang.

Juru kunci makam Giriluyo Ngaliyan Imam Rifai merespon positif kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih mengucapkan terima kasih kepada PT Pesona Cipta dan PMII Kota Semarang. Ia menjelaskan bahwa di makam ini memang tidak ada tradisi “nyadran”.

“Hanya beberapa masyarakat saja yang masih nyekar dan bersih-bersih makam keluarganya menjelang puasa ini. Per hari sekitar 10 orang. Kalau ramai-ramainya ketika hari raya,” ujar juru kunci yang sudah 5 tahun mengabdi di makam Giriluyo Ngaliyan ini. (Red-HJ39/Foto: Has/Harian Jateng).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini