Belerang kawah Sikidang mulai dilirik wisatawan.

Wonosobo, Harian Jateng – Puluhan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata kawah Sikidang memilih membawa oleh-oleh belerang. Mereka mengaku oleh-oleh tersebut bisa dijadikan bukt jika sudah pernah berkunjung ke kawasan dieng.

“Belerang kan tidak dipasarkan di pasaran. Secara otomatis, kalau sudah dapat belerangnya maka bukti yang paling tepat atas perjalanannya ke dieng,” terang Abdul Manaf wisawatan asal Kebumen, kepada Harian Jateng tak lama ini. 

Menurutnya,  sangat sulit untuk menemukan oleh-oleh yang bisa dibawa ke rumah sebagai pembuktian sudah ke dieng. Karena, belum menemukan ciri khas yang bisa dibawa pulang dan tidak dipasarkan di pasaran.

“Memang kalau makanan itu bisa bawa oleh-oleh carika, tetapi carika juga sudah banyak yang dipasarkan di beberapa daerah,” beber dia.

Ia mengaku, oleh-oleh belerang juga cukup banyak khasiatnya. Karena, dipercaya warga sekitar belerang bisa menyembuhkan penyakit gatal-gatal dan jerawat.

“Tadi ketika saya beli, ada juga yang bilang bisa menyembuhkan jerawat,” jelasnya di Wonosobo.

Suryo penjual belerang di kompleks kawah Sikidang membenarkan, cukup banyak wisatawan yang meminati membeli oleh-oleh belerang. Karena, belerang yang berada dikompleks kawah Sikidang tidak diperbolehka dipungut liar.

“Ada puluhan wisatawan yang mencari belerang, dan mereka rencannya digunakan untuk menyembuhkan bebeberapa jenis penyakit,” ungkap dia. 

Belerang itu, menurut dia, tidak ada efek sampingnya. Karena, aroma belerang tersebut justru malah akan merangsang pengunjung untuk semakin mendekati sumbernya bukan malah berusaha untuk menghindarinya, itulah daya pikat kawah si kidang yang penuh fenomenal ini.

“Daya pikat kawah Sikidang itu kan belerangnya mas, karena ciri khasnya itu kalau tercium bau belerang. Dan tidak belerang di Kawah Sikidang sangat unik dan berbeda dengan belerang pada umumnya,” katanya.

Disebutkan, belerang tersebut dijual perkilonya Rp10ribu. Kemudian, untuk belerang yang sudah diracik perkilonya Rp20ribu.

“Bergantung minat wisatawannya saja, ada yang belinya masih bongkahan dan ada juga yang sudah menajadi serbuk,” pungkasnya. (Red-HJ47/Foto: Jam/Harian Jateng).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini