![]() |
Tanda tangan maklumat dukun bayi di Brebes, Senin (15/6/2015). |
Brebes, Harian Jateng – Menyikapi tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Pemda Brebes secara rutin melakukan sosialisasi pencegahan dengan menganjurkan warga mengikuti Keluarga Berencana (KB).
Selain itu Pemerintah Brebes juga membuat peraturan, yang tertuang dalam Keputusan Bupati Brebes nomor 050/310 Tahun 2015, mengenai Tim Efektif Proyek Perubahan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Melalui Maklumat Dukun Bayi di Kabupaten Brebes.
Menurut Dewi salah satu anggota Tim Efektif, Dinas Kesehatan, kasus AKI di kabupaten Brebes menduduki peringkat pertama se Jawa Tengah.
“Sebuah pekerjaan rumah yang tidak bisa ditangani sendirian , tetapi harus melibatkan semua pihak. Sebab Angka Kematian Ibu hingga mencapai 73 jiwa pada tahun 2014, atau paling banyak se jawa tengah, sangat menyedihkan,” papar Dewi saat hadir di acara Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat, Dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi Melalui Maklumat Dukun Bayi di aula kecamatan Paguyangan, Senin (15/6/2015).
Hal senada dikatakan Kepala Puskesmas Paguyangan, dr Ali Budiarto, yang mengajak, semua pihak berperan aktif, mensosialisasikan fungsi bidan, atau tenaga medis terlatih . Supaya angka kematian Ibu bisa ditekan.
“Bila perlu Kepala Desa turut memantau keliling desa mendata warganya yang sedang hamil, agar dalam persalinan selamat ditangani petugas medis,” terang dr Ali.
Kepada para dukun bayi lanjut Ali, mulai hari ini , tidak diperkenankan menangani persalinan. “Fungsinya hanya membantu bidan atau petugas medis, atau sebagai mitra, seperti tertuang dalam Maklumat Dukun Bayi, ” urai Ali Budiarto.
Acara Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat, Dalam Upaya Penurunan AKI dan AKB, yang dihadiri Kepala Desa serta dukun bayi se kecamatan Paguyangan, diakhiri dengan penanda tanganan Maklumat Dukun Bayi, oleh dukun bayi dan Kepala Desa. (Red-HJ64/Wanto).