Semarang, Harian Jateng –  Status facebook (FB) keren bukanlah yang pamer amal sosial. Hal itu disampaikan Marlis, pemerhati media sosial Semarang, Jumat (17/7/2015). Menurut dia, selama ini banyak sekali status FB galau, status FB menarik, status FB romantis, status facebook aneh, status FB kocak terbaru, status FB gokil dan juga status Fb lucu.

Banyak juga orang mencari informasi seputar cara hack FB, status FB terbaru, status FB tentang cinta, status FB tentang sakit hati dan lain sebagainya yang kebanyakan ditulis oleh para remaja, pelajar dan juga para mahasiswa yang sering menggunakan facebook dan juga media sosial lain seperti twitter.

Selain itu, banyak pula orang marah-marah, pamer dan mencari juga hukum status FB yang menfitnah, kampanye, juga menyindir orang, menceritakan aib orang bahkan FB saat ini juga sudah menjadi ajang pamer dan memperlihatkan segala aktivitas yang dijalankan oleh orang-orang tertentu agar ia mendapatkan citra baik dari masyarakat atau kelompok individu masing-masing.

“Sekian banyak teman, sepanjang pengetahuanku, mereka semua orang baik dengan amal sosial masing-masing. Sebagian menyembunyikan amal sosialnya dari publik. Itu bagus. Kata teman-teman salafi ada tuntunannya. Pertanyaannya, bagaimana dengan mereka yang cenderung menunjukkan amal sosialnya di ruang publik? Pernah satu waktu bertanya-tanya apa ya motivasi dia kok gitu banget? Setelah direnungkan cukup panjang, ternyata model orang yang menunjukkan laku keberagamaannya atau amal sosialnya di ruang publik, memang tidak melulu berkaitan dengan sifat riya, ingin dilihat, pencitraan dan lainnya,” ujar dia.

Emang kemungkinan riya itu pasti ada, lanjut dia, tapi itu wilayah batin orang lain yang sama sekali bukan hak kita untuk menghakimi.

“Pada intinya, ya memang begitu gayanya. Itu saja, gak kurang gak lebih. Dan kita tidak bisa memaksakan gaya orang lain supaya sama dengan gaya kita kan. Masing-masing punya kedaulatan untuk jadi diri sendiri dan setiap orang punya hak untuk selamat dari kekerasan yang kita buat dalam wujud penghakiman-penghakiman,” beber dia.

Yang paling baik buat kamu adalah, kata dia, jangan rese! Gak usah sok menilai-nilai orang. Lebih baik periksa kekuranganmu sendiri daripada mengurus kekurangan orang lain.

“Santailah, biar hidupmu gak sepaneng. Konon, seribu teman terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak. Pertemanan terlalu mahal untuk ditukar dengan kesenjangan akibat sikap rese. Dan nasehat Rasulullah saw, usahakan setiap orang selamat dari bahaya lisan dan tanganmu. Syukur dari pikiran dan hatimu juga,” pungkas perempuan tersebut. (Red-HJ45/Foto: Harian Jateng).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini