Salah satu lomba-lomba perayaan HUT RI ke 70 tahun 2015 |
Semarang, Harian Jateng – Direktur Utama Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah, Hamidulloh Ibda, menilai bahwa perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 70 tahun 2015 ini tak sekadar dengan formalits lomba-lomba saja, melainkan harus menyentuh hati nurani dan refleksi perubahan.
“Kalau mau lomba-lomba yang nggak harus nunggu HUT RI, kan bisa setiap momen. Jadi kita harus bedakan, mana lomba-lomba, mana HUT RI, karena HUT RI itu bukan ajang lomba dan sekadar jalan sehat,” ujar penulis buku Demokrasi Setengah Hati tersebut, Sabtu (15/8/2015).
Saya kira, kata dia, refleksi HUT RI 2015, kemudian pidato HUT RI 2015 tak hanya didengungkan saja. “Kemerdakaan memang anugerah terbesar bagi masyarakat Indonesia, makanya dengan nikmat besar itu, tak bisa hanya kita rayakan dengan lomba-lomba,” beber dia.
Kalau mau lomba, lanjut dia, ya lomba yang berkualitas lah. “Mau lomba putra teladan, lomba karya ilmiah, lomba pidato ala Soekarno, itukan salah satu dari bagian kecil lomba-lomba berkualitas, daripada lomba makan kerupuk,” ujar dia.
Bagi saya, lanjut dia, spirit dan refleksi kemerdekaan itu ada tiga. “Jadi mau stagnan, mundur atau maju, kita tinggal milih salah satunya. Minimal, kita merdeka dari kejumudan berpikir, kemudian merdeka dari kebodohan, kemiskinan, soalnya diksi merdeka itu bisa sempit bisa luas,” jelas dia.
Kalau mau lomba, kata dia, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam kemajuan, dalam revolusi dan memajukan pendidikan. “Itu salah satu lomba substansial, bukan seremonial,” pungkasnya. (Red-HJ55/Foto: Harian Jateng).