![]() |
Peserta Raker CDIS saat berfoto bersama |
Semarang, Harian Jateng – Dalam Rapat Kerja (Raker) Centre for Democracy and Islamic Studies (CDIS) Korkom Walisongo Semarang, Rabu malam (16/9/2015), Hamidulloh Ibda, alumnus CDIS yang juga Direktur Utama Forum Muda Cendekia (Formaci) Jateng mengatakan, ada empat hal yang harus diketahui oleh seorang intelektual.
“Intelektual itu ya setidaknya tahu di tahunya, tahu di tidaktahunya, tidak tahu di tahunya, dan tidak tahu di tidaktahunya. Semoga kita termasuk golongan yang pertama saja,” ujar dia selaku pemateri Up Greading Raker tersebut.
Menurut dia, sebenarnya rumus pengetahuan yang dikembangan para filsuf barat tersebut sudah lama dikembangkan oleh pemikir Islam zaman dulu, yaitu Imam Ghozali.
“Sebenarnya hal ini adalah tafsiran dari Rajulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri, Rajulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri, Rajulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri dan Rajulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri,” ungkap mahasiswa Pascasarjana Unnes tersebut.
Di CDIS, kata dia, terserah Anda, mau gali parit atau mau gali sumur. “Artinya teman-teman ini mau mengkaji ilmu mendalam atau gali sumur, atau ingin memperluas pengetahuan seperti gali parit. Tapi kalu di sini, Anda ya dua-duanya,” beber mantan Direktur Utama Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Cabang Semarang tersebut.
Senada dengan hal itu, M Nurul Ichwan mantan Direktur CDIS periode lalu juga mengatakan, bahwa intelektual itu tidak hanya seperti Rausyanfik seperti Ali Syariati atau Gramsci dengan teorinya intelektual organik dan tradisional.
“Bagi saya intelektual itu ya orang yang mampu menangkap kebutuhan zaman,” beber dia.
Raker CDIS UIN Walisongo Semarang ini dihadiri oleh segenap pengurus dan kader CDIS di Warung Ndesa Ngaliyan, Semarang.
CDIS merupakan salah satu lembaga kajian dan wacana yang sudah berdiri sekitar tahun 1992. Awal berdirinya, CDIS hadir karena sekelompok orang yang suka diskusi dan akhirnya menggelar kelas wacana, yaitu kelas Islamic Studies, Hukum, Sosiologi dan Filsafat. (Red-HJ55/Foto: Harian Jateng).