Purworejo, Harianjateng.com – Bunga Kenikir merupakan salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat. Kenikir mengandung zat aktif seperti saponin, flavonoid, terpenoid, tokoferol, minyak atsiri, polifenol dan antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan, sehingga sering digunakan sebagai ramuan herbal untuk mengobati berbagai penyakit. Dipaparkan Tri Ngatman bahawasanya berdasarkan potensi tersebut, Tim Program Kreativitas Mahasiswa dari Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Purworejo mencoba memanfaatkan suring sebagai pakan ternak khususnya burung puyuh dibawah pembimbing Hanung Dhidhik Arifin, S.Pt., M.Si.

“Kami meneliti keterkaitan antara bunga kenikir terhadap produktifitas burung puyuh dengan cara dikeringkan dan dibuat tepung yang nantinya akan dicampurkan pada pakannya”ujarnya.

 

Burung puyuh dipilih sebagai objek percobaan karena burung ini mampu menghasilkan telur 200 – 300 butir per tahun dengan kandungan gizi yang tinggi dan kolesterol yang tinggi sekitar 844 mg. Selain itu kotoran puyuh yang sangat bau dan dapat mengganggu lingkungan peternakan.

Beberapa hal yang dilakukan yakni mengeringkan 20 kg daun kenikir di dalam ruangan sampai kering kemudian digiling dan diayak sampai menjadi 1,8 kg tepung kenikir. Pengeringan membutuhkan waktu selama 3-4 hari tergantung cuaca dan suhu ruangan. Tim PKM telah melakukan analisis Laboratorium,  tepung suring mengandung protein 23,15%; lemak 0,71%; serat kasar 31,17% dan antioksidan 40,9% (DPPH).Tepung kenikir kemudian di tambahkan sampai 25% ke dalam pakan komersial puyuh petelur dari pakan komersial dan diberikan ke puyuh selama 2 bulan.

Selama percobaan, tim PKM melakukan pengamatan dan pengukuran sehingga diketahui bahwa tepung kenikir secara nyata mampu meningkatkan konsumsi pakan sampai 20% dan air minum sampai 41% sehingga produksi telur puyuh juga meningkat secara signifikan sampai 26%. Tim PKM juga sedang menguji apakah kenikir mampu menurunkan bau kotoran. Akan tetapi hasilnya sedang dalam proses di laboratorium.

Dalam pelaksanaan program kreativitas ini Tri Ngatman dibantu dua rekannya yakni  Purwo Santoso dan Dedy Kurniawan. Tim PKM ini lolos pendanaan kemenristekdikti tahun 2017 dan mulai melakukan penelitian  sejak april 2017.

“Percobaan yang kami beri judul Penurunan Stress Tubuh Serta Kadar  NH3 dan H2S Ekskreta Burung Puyuh (Cortunix Cortunix japonicum) dengan Pemberian Fitokimia Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth, semoga mampu mengatasi permasalahan peternak puyuh yang ada di masyarakat,”pungkas Tri Ngatman. (Red-HJ99/Hms).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini