Oleh Isni Indriyana
Guru MI Nahdlatut Tholibin Malebo, Temanggung, Jawa Tengah
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan anak pada usia aktif dan energik. Mereka yang dibilang anak usil dan masuk pada usia keemasan memiliki tingkah laku yang kadang di luar pikiran orang dewasa. Slamet (2005:5) berpendapat bahwa anak usia dini berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat. Anak sangat sensitif terhadap apa yang terjadi di lingkungannya. Maka dari itu anak disebut dengan masa keemasan (golden age). Kadang tingkah laku mereka disalurkan dengan cara bermain, namun terkadang cara yang salah bisa mereka lakukan untuk menyalurkan hasrat keaktifan mereka. Lalu, apa itu bermasalah?
Bermasalah jika nantinya semangat mereka disalurkan dengan perbuatan yang negatif, semisal memanjat pohon atau pagar yang tinggi. Itu akan membahayakan keselamatan mereka sendiri. Oleh sebab itu, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah harus digiatkan untuk menyalurkan semangat mereka serta menjadi hal yang berbuah positif.
Menurut M. Yudha (1998:8), kegiatan ekstrakurikuler sebagai suatu program di luar jam pelajaran sekolah yang dikembangkan untuk memperlancar program kurikuler dengan kegiatan ini dapat berjalan lancar. Program termasuk dalam pengembangan diri pada anak untuk pendidikan sosial, psikomotorik, dan kognitif tetap pada ranah pendidikan namun di luar kurikulum standar. Dilaksanakan di luar jam pelajaran namun masih di lingkungan atau ruang lingkup sekolah.
Ekstrakurikuler biasanya dilakukan dengan domain kegiatan yang berbasis psikomotorik atau lebih pada kegiatan ke dalam pengembangan fisik anak. Semisal, olahraga, kesenian dan budaya meliputi tari-tarian tradisional, minat serta bakat anak dan lain-lain.
Pengembangan Ekstrakurikuler
Masih sedikit kesenian dan budaya dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Bukan tanpa alasan, banyak hal yang menjadi penghambat pengembangan kesenian dan budaya dalam kegiatan ekstrakurikuler ini. Penyebab yang paling mendasar karena belum ada semangat guru pembimbing dalam memasukkan kegiatan kesenian dan budaya dalam ekstrakurikuler, sehingga belum ada arahan yang tepat untuk anak SD/MI sendiri. Dimulai dari semangat guru dalam menggerakkan kegiatan kesenian dan budaya ini, secara auto anak akan mulai mengikuti.
Tidak hanya pada moment tertentu kesenian dan budaya ini digiatkan. Anak harus dibiasakan untuk mengembangkan potensi pada diri sendiri serta mengembangkan kesenian dan budaya yang ada pada daerah masing-masing sebagai generasi penerus bangsa yang tidak lupa pada kearifan lokal yang dimilikinya.
Dengan kemampuan, minat serta bakat yang mereka miliki, secara mudah anak akan menjalankan kegiatan dengan maksimal serta menyalurkan hasrat keaktifan mereka dengan hal yang positif. Hal ini tidak secara mudah dapat dilaksanakan. Dukungan dari sekolah masing-masing sangat dibutuhkan dalam menggiatkan kegiatan pengembangan kesenian dan budaya dalam ekstrakurikuler. Tidak lupa motivasi dari keluarga sebagai penyemangat dan pendorong kegiatan akan dibutuhkan anak dimulai mereka berangkat dari rumah masing-masing.
Pelaksanaan kegiatan harus direncanakan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Guru dapat memulai dengan kegiatan pada anak kelas tinggi, missal untuk anak SD/MI tingkat kelas 5. Kegiatan dilaksanakan dimulai kelas 5, karena pada kelas 6 anak SD/MI sudah akan fokus pada materi ujian dan tidak dapat fokus pada kegiatan yang lain. Apabila sudah digiatkan pada kelas 5, kelas dibawahnya akan bersemangat untuk mengikuti karena ada ketertarikan pada kegiatan yang dilaksanakan oleh kelas 5. Kenapa harus dimulai kelas 5? Karena pada usia mereka, semangat mereka kadang bimbang dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk menyalurkan hasrat keaktifan mereka dalam mengisi kegiatan setelah sekolah. Setelah digiatkan pada kelas 5, secara bertahap kegiatan bisa dilaksankan pada kelas 4,3,2 sampai kelas 1 dengan jadwal yang telah disesuaikan.
Ekstrakurikuler Kesenian dan Budaya
Setelah kegiatan direncanakan dengan matang, dengan dukungan sekolah dan bimbingan guru yang berkompeten dalam kegiatan, ekstrakurikuler dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang di agendakan. Dimulai kelas 5 dengan kegiatan kesenian budaya dengan tingkat gerakan yang sulit dan kompleks seperti kuda lumping, sampai penyesuaian kegiatan ekstrakurikuler dengan kemampuan anak sampai kelas 1, missal jenis tarian sederhana.
Banyak kesenian dan budaya yang bisa dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler anak SD/MI. M. Thoyibi (2015) berpendapat bahwa seni adalah perwujudan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, dan juga sudah bisa dirasakan oleh orang banyak dalam kurun waktu perjalanan sejarah peradaban manusia. Sedangkan menurut Harry Sulastianto (2010), pengertian seni budaya adalah sebuah keahlian dalam aktivitas mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estitika, termasuk mewujudkan kemampuan dan imajinasi pandangan atas beberapa benda, karya, atau pun suasana, yang dapat mengahadirkan rasa indah dan menciptakan peradaban manusia yang lebih maju.
Kesenian budaya merupakan perwujudan kegiatan berupa aktivitas yang sudah membudaya dalam masyarakat yang sudah berjalan turun menurun dalam waktu yang sangat lama. Kesenian budaya biasanya bisa berupa seni tari, seni rupa, seni musik, seni drama dan seni kriya yang biasanya lebih banyak pada aktivitas kegiatannya.
Menggiatkan ekstrakurikuler kesenian budaya pada anak SD/MI ini, secara tidak langsung akan membentuk anak yang mempunyai kesukaan pada kesenian dan budaya serta melestarikan budaya yang dimiliki daerah masing-masing sesuai minat dan bakat anak tanpa paksaan dan melakukan hal yang mereka inginkan. Mereka dapat menyalurkan hasrat keaktifan mereka dengan melakukan kegiatan yang positif dengan bimbingan terarah dan hasil yang maksimal.Mereka generasi milenial penerus bangsa yang ikut perkembangan teknologi tanpa harus meninggalkan budaya kearifan lokal milik bangsa.
Seberapa pentingnya mengajarkan kesenian dan budaya terhadap generasi milenial saat ini? Anak yang sekarang mengerti tentang teknologi gawai yang berkembang dengan menyeimbangkan dengan menanamkan rasa cinta tanah air terhadap kesenian dan budaya Nusantara yang dimiliki tanpa harus menolak teknologi masa kini yang berkembang agar tidak tertinggal zaman. Oleh karena itu, penanaman rasa cinta terhadap tanah air harus mulai dikembangkan dari usia dini. Kalau tidak mulai sekarang, kapan lagi?