Depok, Harianjateng.com – Pemilu 2019 berbeda dengan Pemilu 2014 karena bersamaan dengan Pilpres, sehingga konten media, percakapan di medsos maupun di darat lebih banyak tentang Pilpres. Faktor debat Pilpres, pengumuman berbagai survei, gerakan darat, aktivitas akun medsos Jokowi, Maruf Amin, Prabowo, Sandiaga Uno beserta tim keduanya ikut mengurangi pembicaraan warga tentang siapa saja Caleg di daerah mereka yang pantas dipilih.
Pengamat media sosial dari Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi), Hariqo Wibawa Satria mengatakan, kami menemukan masyarakat mengatakan terserahlah siapapun calegnya yang penting presidennya sesuai pilihan kami. Ini tentu berbahaya karena legislatif sangat penting dalam sistem demokrasi. Namun, ungkapan itu dapat dilihat sebagai ekspresi kebingungan masyarakat untuk memilih sosok yang tepat di antara ribuan nama Caleg.
“Sejak ada Indonesia, inilah pertama kali kita mengadakan pemilihan serentak atau Pemilu lima kotak seperti ini. Sebab itu wajar jika ada Caleg atau Parpol yang kebingungan menentukan strategi komunikasi untuk mengenalkan Calegnya,” kata Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, Kamis (21/3/2019) di Depok, Jawa Barat.
“Data Google Consumer tahun 2017 menunjukan 89 persen orang Indonesia mengakes internet lewat smartphone. Karenanya, jalan terbaik untuk menghadirkan Caleg di telepon genggam setiap pemilih adalah dengan mengelola media sosial dengan efektif,” lanjut Hariqo.
Sementara itu, Direktur Konten Komunikonten, M. Samsul Arifin juga mengatakan. “Waktu Pilpres dan Pileg yang bersamaan ini sesungguhnya menjadi tantangan bagi para Caleg dalam memasarkan diri dan visi-misinya kepada masyarakat. Para Caleg tidak cukup hanya kerja keras, tapi juga harus kerja cerdas”.
Untuk itu, komunikonten merumuskan 17 tips sukses memanfaatkan media sosial untuk para Caleg jelang Pemilu 17 April 2019. Semoga bermanfaat untuk para Caleg di seluruh Indonesia.
1. Buat kalender medsos. Persiapkan konten apa saja yang akan disampaikan di medsos sejak hari ini hingga hari pemilihan nanti. Konten yang anda unggah di hari-hari terakhir ini sangat menentukan.
2. Cek keluhan warga di medsos, pilih beberapa masalah yang bisa langsung anda selesaikan. Jangan menunggu jadi anggota legislatif dulu baru berkontribusi.
3. Tingkatkan jumlah postingan harian. Misalnya FB: 3 kali, IG: 3 kali, twitter: 5 kali, youtube: 2 kali, whatsapp, email, dan saluran lainnya. Persiapkan tim kecil antara 2-3 orang. Tidak mungkin anda tidak punya orang sejumlah itu.
4. Kemungkinan besar pencoblos anda adalah mereka yang postingannya anda respon dengan share, comment, like, love, retweet. Perbanyak membalas komentar warga, dan tingkatkan interaksi di medsos.
5. Perbanyak siaran langsung aktivitas darat anda lewat medsos.
6. Respon situasi dengan tulus, misalnya musibah di beberapa daerah, aksi teror di Selandia Baru, kelahiran, kematian, ulang tahun dan pernikahan warga. Buat poster, tapi jangan cantumkan no urut pencalegan di poster tersebut, itu menunjukan empati digital anda kurang, kepentingan anda banyak.
7. Jangan terus-menerus mengunggah postingan bernada “coblos saya”, cukup di foto profil anda saja. Sementara isi postingan haruslah titik temu antara tujuan anda dan harapan masyarakat.
8. Buat konten yang meningkatkan partisipasi warganet, seperti mengajukan pertanyaan, permintaan saran, jajak pendapat, menawarkan solusi, dll. Jangan monolog. Sesibuk apapun, luangkan waktu menulis walau 2 hingga 3 paragraf, apalagi anda caleg muda.
9. Hapus konten tidak layak dan tidak penting di medsos anda (misalnya foto dengan mantan, foto dengan partai lama anda, hehe).
10. Pahami pemilih anda dengan mempelajari unggahan mereka. Pahami data dasar Dapil (jumlah penduduk miskin, jumlah sekolah rusak, dll). Pahami bukan sekadar hafal.
11. Adakan pertemuan pengguna medsos, posisikan anda sebagai pendengar. Mendatangi mereka lebih disarankan, ketimbang mengundang.
12. Citra yang anda bangun di medsos jangan beda jauh dengan aslinya. Gawat jika di medsos anda terlihat keren dengan banyak poster kutipan, tapi aslinya beda.
13. Maksimalkan influencer, key opinion leader bukan buzzer. Jangan bergantung dengan alat monitoring medsos berbayar mahal, anda bisa kreatif menggunakan yang gratisan. Monitoring manual wajib anda lakukan.
14. Empat hari jelang pencoblosan ingatkan pemilih ke TPS, atau kirim pesan lewat email, whatsapp, dan medsos secara khusus. Pastikan anda punya DATA.
15. Jangan membeli pemilih, melobi KPU, Bawaslu, dll. Ibarat sepakbola jika anda menyuap penonton, wasit, maka anda merusak sistem, bahkan seluruh citra yang anda bangun di medsos akan hancur.
16. Apapun hasilnya, terpilih atau tidak, anda wajib mengucakan terima kasih kepada pengguna medsos. Sampaikan “program dan janji yang saya rencanakan akan saya sampaikan kepada teman-teman Caleg yang terpilih”.
17. Jika gagal, jangan meminta kembali kipas angin, karpet, kompor, payung, tenda yang anda sumbangkan ke warga, karena itu akan viral dan abadi di medsos sehingga menyulitkan anda untuk pencalegan tahun 2024.
Red-HJ99