Kendal, Hariajateng.com– Para sineas dalam rumah kreatif film, memutar ulang film reksa dengan spirit merayakan film lokal yang memotret kondisi sosial ekonomi masyarakat Kendal di bulan film nasional 2019.
Dengan menggandeng kabelan kopi untuk menggelar nonton bareng film di ruang Bioskop alternatif kabelan dengan di hibur oleh keroncong mistri dari Sanggar Kejeling yang merupakan sebuah komunitas berbasis budaya yang konsisten dengan melestarikan kesenian dan budaya jawa di Kabupaten Kendal.
Film yang diputar yakni film reksa yang merupakan ekspresi sineas Kendal atas kegelisahan begitu banyaknya anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya menjadi TKI Tenaga Kerja Indonesia, terutama TKW Tenaga Kerja Wanita yang keluar negeri menjadi asisten rumah tangga.
Faktanya, memang pemerintah mencatat, jumlah TKI pada tahun 2018 mencapai 3,5 juta orang. Artinya, sudah tepat Kalau Sineas Rumah Kreatif Film Kendal membangun kisah seorang anak yang ditinggalkan Ibunya bekerja keluar negeri menjadi TKW.
“Kegiatan ini akan menjadi kegiatan Positif dan akan berlanjut di aula Laboratorium Fak. Dakwah & Komunikasi UIN Walisongo Semarang dengan Berdampingan dengan Film “Pinarak Riyen” dr. Cakra Indie Movie HMJ KPI UIN Walisongo Semarang,” kata Produser Film Reksa Ulin Nuha, Senin malam ( 01/04 2019).
Menurut Ulin, kegiatan ini bertujuan menaikkan pamor film lokal sekaligus membuat film lokal asli Kendal dapat dihargai di daerah sendiri. serta dapat menjaga konsistensi film lokal Kendal terjaga dan di Apresiasi di kalangan yang lebih luas.
Sementara itu, Sutradara film “Reksa”, Khairul Mustofa xalam diskusi mengatakan, dengan adanya pemutaran apresiasi seperti ini masyarakat dapat memberikan respon yang baik terhadap sineas-sineas muda Kendal. “Selaku sineas kami berharap pada masyarakat agar menghargai karya-karya sineas Kendal yang sudah mampu menciptakan sebuah karya,” ujarnya.
Ia juga berharap pada pemerintah daerah agar dapat lebih mengapresiasi karya sineas-sineas muda lokal di Kendal dengan memberikan ruang dan dukungan.
Ass, sutradara film “Reksa”, Arfi Cahya Fetrianto menyebutkan dengan adanya kegiatan ini dapat memajukan perfilman di Kendal. “Anak-anak muda dan masyarakat lebih mengetahui film yang berkembang di Kendal,” katanya.
Diskusi yang cukup komunikatif terjadi setelah pemutaran Film Reksa, banyak Komentar yang membangun, seperti kata Mas Amrul Hakim dengan melihat sudut pandang Sineas Kendal cukup cerdas melihat isu-isu lokal yang menjadi permasalahan dengan skala nasional, yaitu trafficking yang belum terselesaikan masalahnya di Indonesia sampai saat ini.
Kemudian di Tanggapi oleh Tatang Bin Sigih yang melihat film ini perlu adanya pelaku yang fokus ke distribusi dan eksebisi, supaya Sinias tetap bisa fokus dengan karyanya dan tidak perlu kesulitan lagi filmnya bertemu dengan penonton, Semoga adanya ruang baru di kabelan kopi ini yang tujuannya sebagai ruang kreative di Kendal bisa di sinergikan dan di kolaborasikan, dan semogga film Kendal tetap bisa hidup dan berkembang kedepannya,” tuturnya.
Red-HJ99/KM