Pati, Harianjateng.com– Selain melaksanakan program Gerakan Literasi Ma’arif, Gerakan Literasi Ilmiah, dan Gerakan Literasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pengurus Bidang Diklat dan Literasi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah kini menggejot penguatan literasi dengan membuat buku-buku ke-NU-an dan juga buku mata pelajaran di jenjang MI/SD. Di sisi lain, program penulisan revisi buku ke-NU-an dari berbagai jenjang juga sudah berjalan.
“Kami target di tahun 2019-2020 fokus di MI/SD dulu. Maka kami fokus mengembangkan buku bahan ajar untuk empat rumpuan mata pelajar PAI, mulai dari Akidah Akhlak, SKI, Fikih, dan Alquran Hadist yang tahun ini kita garapa dari kelas IV, V, dan V MI/SD dengan komparasi dari Kurikulum 2013, KI-KD dan indikator, dikuatkan dengan konten materi Aswaja Annahdliyah,” kata Hamidulloh Ibda Pengurus Bidang Diklat dan Literasi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah saat pertemuan di Terminal Es Margoyoso, Pati, Rabu (10/4/2019).
Setelah itu, kata dia, kita di tahun berikutnya baru fokus pada jenjang SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang sesuai dengan ciri khas NU. “Kita sudah membentuk tim, selanjutnya kita survei di lapangan dari yang sudah ada, yaitu buku-buku terbitan Kemenag, penerbit, dan disesuikan dengan Permendikbud yang mengatur KI-KI dan indikator, dan kita integrasikan dengan ciri khas Aswaja Annahdliyah,” beber Kaprodi PGMI STAINU Temanggung itu.
Selain Ibda, hadir Koordinator Pembuatan Buku Abdul Khalim, lalu Ahmad Muzammil, Khoirun Niam, dan juga Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng R. Andi Irawan serta Bendahara LP Ma’arif PWNU Jateng Ahmad Muzammil dan staff Yasin. Selain mereka, hadir M Iqbal Dawani penulis dan editor nasional yang pernah berkecimpung di Bentang Pustaka dan Mizan dalam rangka menjalin kerjasama dengan tim literasi.
Dalam sambutannya, Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng R. Andi Irawan mengatakan bahwa untuk buku tersebut, selain memenuhi bahan ajar di LP Ma’arif se Jawa Tengah juga menjadi wahana penguatan ideologi Aswaja Annahdliyah. Menurutnya, selain aspek fikrah, perlu juga penguatan akidah, harakah dan amaliyah NU yang dimasukkan ke dalam buku yang pasti berbeda dengan buku terbitan Kemenag.
M Iqbal Dawami dalam kesempatan itu sangat mengapresiasi program literasi di LP Ma’arif PWNU Jateng. Menurut dia, literasi merupakan ruang yang jarang ditelateni aktivis atau lembaga NU. “Saya sudah mewakafkan diri saya di dunia literasi. Maka banyak ruang kosong yang harusnya digarap pengurus NU dan lembaganya, karena hal ini menjadi peluang besar dalam pengembangan literasi,” kata dia.
Dengan bergabungnya dalam tim itu, ia berharap ke depan buku-buku terbitan LP Ma’arif PWNU Jateng menjadi wujud karya yang dibutuhkan siswa dan guru di sekolah atau madrasah.
Red-HJ99/Dimas