Harianjateng.com- Indonesia memiliki 17.504 pulau, 7.870 pulau sudah bernama sedang 9.634 pulau belum memiliki nama. Adapun Jawa Tengah sendiri memiliki 33 pulau yang tersebar di Kabupaten Jepara sebanyak 29 pulau, 3 pulau di Kabupaten Rembang dan 1 pulau di Kabupaten Cilacap.
Dari 29 pulau yang ada di Kabupaten Jepara, 27 pulau diantaranya terdapat di Kecamatan Karimunjawa. Namun yang berpenghuni baru 5 pulau, sisanya hanya dihuni ketika ada wisatawan datang. Adapun sarana pendidikan rata-rata hanya jenjang sekolah dasar (SD), tidak terdapat SLTP di Pulau Nyamuk, sedang SLTA hanya tersedia di Karimunjawa dan Kemujan.
Jumlah penduduk di Karimunjawa 9.379 jiwa atau paling sedikit dari kecamatan lainnya di Kabupaten Jepara. Terdapat 3 suku di Karimunjawa yakni jawa, bugis dan Madura. Hampir 80 % (persen) penduduknya menggantungkan hidup kepada laut. Sebagian besar penduduknya berpropesi sebagai nelayan, meski masih terkedala dengan ketersediaan bahan bakar.
Melihat monografi Karimunjawa, maka sudah dipastikan sektor perikanan dan kelautan merupakan bagian terpenting bagi penduduknya. Maka sangat perlu perhatian pemerintah dalam sektor tersebut, baik perhatian langsung kepada nelayan ataupun kepada pelaku usaha perikanan kelautan lainnya.
Seperti halnya nelayan-nelayan di pulau-pulau kecil lainnya, nelayan di Karimunjawa pun masih terkendala dengan ketersediaan bahan bakar. Terlepas dari masih minimnya dukungan kepada nelayan disana, hal lain yang sangat perlu diperhatikan adalah literasi perikanan dan kelauatan. Dengan adanya literasi diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan serta mempraktekan informasi yang didapat seperti; menjaga ekosistem atau bagaimana mengolah hasil perikanan.
Literasi dapat diciptakan salah satunya dengan menghadirkan ruang publik seperti perpustakaan atau taman baca. Harapannya dengan adanya ruang pubik tersebut masyarakat kepulauan wawasannya dapat bertambah terutama seputar inovasi disektor perikanan dan kelautan, mengingat saat ini masyarakat masih menim menerima informasi tersebut.
Kehadiran perpustakaan sebagai ruang publik juga diharapkan mampu mendorong kreativitas masyarakat, terutama untuk perempuannya. Kreativitas yang dimaksud seperti pengolahan hasil perikanan kelautan, diharapkan kedepannya masyarakat bisa mengolah hasil tangkapan nelayan sebelum menjualnya sehingga nilainya bertambah.
Selain pengolahan bahan baku, diharapkan limbah aktivitas perikanan kelautan seperti cangkang kerang dapat menjadi kreasi masyarakat ke pulauan. Dengan adanya perpustakaan, anak-anak ataupun pemuda sebagai generasi penerus dikepulauan juga bisa berkembang. Ketersediaan buku-buku di sekolah pulau-pulau kecil biasanya sangat terbatas, sehingga perlu adanya perpustakaan umum agar anak-anak usia pelajar bisa mendapatkan tambahan pengetahuan. Karna buku menjadi sumber utama dalam penerimaan informasi, mengingat internet masih sulit untuk di akses.
Jikalau pendirian perpustakaan dirasa sangat berat, bisa diawali dengan mengadaan armada kapal literasi yang bisa menghantarkan buku-buku ke pulau-pulau secara berkala. Perguruan tinggi pun sebenarnya bisa diarahkan agar mengirimkan mahasiswa nya dalam program pengabdian masyarakat.
Hal-hal diatas disampaikan demi terwujudnya sila ke 5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, terutama dalam hal menerima pengetahuan sekalipun keberjalanan pendidikan formal masih sulit untuk diakses bagi masyarakat ke pulauan. Mari kita sama-sama berupaya untuk mewujudkan sila ke 5, agar kita semua mampu memahami sila-sila lainnya.
Red-HJ99