Purworejo, Harianjateng.com – Pimpinan Daerah `Aisyiyah (PDA) Kabupaten Purworejo turut menyemarakkan event Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019 yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta BPBD se-Jawa dengan menggelar Ngaji Tsunami dan Pengobatan Gratis di Komplek Wisata Pantai Dewa Ruci Jatimalang Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (29/7/2019).
Peserta terdiri dari wali siswa sekolah Muhammadiyah, ibu-ibu penggerak PKK serta ketua pengajian sekitar Desa Jatimalang, Jatikontal dan Geparang yang masuk Kecamatan Purwodadi.
Disampaikan Frin Erma Nurhayati Ketua PDA Purworejo bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut daripada pemberitahuan agenda sekaligus tindak lanjut pasca pelatihan dan jambore lingkungan hidup dan penanggulangan bencana pada bulan juli lalu.
“Kami mendapatkan pemberitahuan dari MDMC Jawa Tengah untuk turut serta dalam rangkaian acara Destana Tsunami yang melewati wilayah pantai selatan Purworejo. Adapun kegiatan berupa Pengobatan Gratis oleh RSU `Aisyiyah Purworejo dan Ngaji Tsunami oleh Majelis Tabligh PDA Purworejo. Dengan harapan bisa memberikan manfaat pengetahuan dan wawasan bagi warga sekitar pantai selatan,” ungkapnya.
Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan RSU Aisyiyah Purworejo, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Kabupaten Purworejo yang menjadi salah satu NGO yang tergabung dalam Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami 2019 BNPB dan BPBD se-Jawa.
Agenda Ngaji Tsunami diselenggarakan di Masjid Al Khasanah disampaikan oleh Nur Ngazizah Ketua Majelis Tabligh PDA Purworejo yang menjelaskan berbagai hal terkait bencana Tsunami dari tanda-tanda, kejadian, cara menanggulangi, langkah-langkah penyelamatan dan lainnya. Sedangkan pengobatan gratis diikuti kurang lebih 100 orang dilaksanakan oleh Tim dokter Rumah Sakit Umum `Aisyiyah Purworejo.
“Ke depan kami dari spirit dan jiwa dalam penanggulangan bencana alam serta sosial sudah secara rutin telah bergerak setiap kali terjadi bencana di Kabupaten Purworejo maupun luar daerah berupa penyiapan dapur umum, logistik, pakaian dan yang lainnya. Maka, selanjutnya sebagai tindak lanjut lebihnya akan disusun struktural dalam Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) di bawah PDA Purworejo yang didukung dari Angkatan Muda yang telah ikut serta pelatihan dan jambore pada bula lalu,” pungkas Frin Erma Nurhayati.
Selanjutnya, berdasarkan dari penghitungan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013. Purworejo menempati urutan ke-10 dari 249 kabupaten/kota se-Indonesia yang masuk dalam wilayah rawan tsunami dengan skor 24 dan kelas risiko tinggi.
“Secara nasional, sesuai penghitungan IRBI, Purworejo menempati urutan ke-10, masuk sebagai daerah paling rawan tsunami. Hasil digitasi diketahui panjang garis pantai kabupaten Purworejo mencapai 23 kilo meter, artinya warga yang tinggal dan beraktifitas di sepanjang pantai itu rentan terhadap gempa bumi dan tsunami,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Purworejo, Drs Budi Harjono, saat membuka Ekspedisi Destana Tsunami 2019 di Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi.
Penghitungan itu, relevan dengan keberadaan Purworejo yang berada tepat di tepi pantai selatan Jawa, sejajar dengan kabupaten lain seperti Kebumen dan Cilacap. Di Purworejo sendiri, terdapat 3 kecamatan yang akan merasakan dampak langsung bencana tersebut yakni Grabag, Ngombol dan Purwodadi. Dari 449 desa yang ada di Purworejo, terdapat 80 persen yang merupakan daerah rawan bencana seperti longsor, banjir, tsunami, dan lainnya. Untuk menghadapi ancaman itu terutama tsunami, Pemkab melalui BPBD melaksanakan fasilitasi Desa Tangguh Bencana (Destana).
“Upaya pemkab adalah membentuk Destana, saat ini sudah ada 45 desa melalui pembentukan FPRB dan relawan PB bencana. Ke depan Pemkab masih akan mengoptimalkan anggaran guna melakukan kesiapan dalam menghadapi bencana karena risiko tinggi terjadi di Purworejo,” imbuhya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Drs Sudaryanto M.Si, saat ditemui usai memberikan sambutan dalam Ngaji Tsunami mengatakan, Ekspedisi Destana Tsunami 2019 dilakukan di empat provinsi termasuk Jawa Tengah. Tujuan utama Ekspedisi tersebut adalah agar masyarakat mengerti potensi bencana, gempa dan tsunami.
BPBD Purworejo menggelar acara sosialisasi dan simulasi mengenai kondisi tanggap bencana gempa dan tsunami di sepuluh SD yang berada dekat dengan tepi pantai selatan Purworejo. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengenalkan para siswa akan apa tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadi gempa dan tsunami.
Sosialisasi dan simulasi itu diberikan kepada ratusan siswa SD sebagai salah satu rangkaian kegiatan Ekspedisi Destana Tsunami 2019 di kabupaten Purworejo, yang diberi nama kegiatan relawan goes to school atau Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana (SMAB). Sepuluh SD yang menjadi sasaran sosialisasi dan simulasi tanggap bencana gempa dan tsunami itu diantaranya, di Kecamatan Grabag, meliputi SD Munggangsari, Patutrejo 1, Patutrejo 2, dan Harjobinangun. Di Kecamatan Ngombol, meliputi SD Keburuan, Wonosari, Awu awu. Dan Kecamatan Purwodadi, meliputi Jogoboyo, Geparang, dan Nampurejo.
Red-HJ99/HI