Boyolali, Harianjateng.com– Semua guru yang mengajar di sekolah atau madrasah di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif (LPM) PCNU Boyolali tidak mudah mendapat Surat Keputusan (SK) menjadi guru begitu saja. Namun, mereka harus lulus Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) terlebih dahulu.
Hal itu disampaikan Ketua LP Ma’arif PCNU Boyolali, Gunanto, dalam sosialisasi pendataan sekolah dan madrasah di LPM PCNU Boyolali, Sabtu (24/8/2019). “Guru akan mendapatkan SK kalau sudah lulus Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) atau kepala madrasah membuat surat pernyataan akan mengikuti PKPNU,” kata dia.
Kegiatan sosialisasi pendataan sekolah dan madrasah di LPM PCNU Boyolali, Sabtu (24/8/2019) itu merupakan agenda Lembaga Pendidikan Ma’arif (LPM) PWNU Jawa Tengah yang digelar di NU Centre Boyolali. Selain Ketua LP Ma’arif Boyolali, hadir juga Rais Syuriah PCNU Boyolali, Kasi Penmad, pengawas madrasah, kepala madrasah Ma’arif se Boyolali dan operator madrasah.
Rois Syuriyah PCNU Boyolali Kh. Harir menyampaikan bahwa guru harus senantiasa mendoakan siswa-siswi agar menjadi orang baik. “Guru jangan hanya mengajar tapi juga harus mendoakan muridnya,” katanya.
Kasi. Penmad Sauman, M.Ag menghimbau Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diperbantukan di LP Ma’arif harus menjadikan lebih baik madrasah tersebut. “Kami berharap ada madrasah unggulan minimal di setiap kecamatan,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris LP Ma’arif PWNU Jateng Zaedun menyampaikan pentingnya pendataan madrasah. “Bagi madrasah yang tidak mengikuti pendataan ini, maka tidak bisa mengikuti kegiatan-kegiatan di Ma’arif Jateng,” tegasnya.
Hadir tim pendataan LP Ma’rif PWNU Jateng Herman Abu Bakar dan Rohmat Eko Wahyudi, dan 150 peserta yang terdiri atas 65 kepala madrasah, serta 85 operator madrasah.
Red-HJ99/HI