Semarang, Harianjateng.com- Lomba lari Borobodur Marathon (BorMar) 2019 yang akan berlangsung di Magelang, Jawa Tengah pada 17 November 2019 pesertanya meningkat. Selain peserta asing yang naik dua kali lipat dibanding tahun 2018, negara peserta juga mengalami peningkatan.
Menurut Ketua Yayasan BorMar Liem Chien An, even yang berisikan tiga matalomba yaitu 10 Km, half marathon dan marathon tahun ini masih mendapatkan respon tinggi baik dari runners nasional maupun internasional. “Tahun lalu ada sekitar 250 pelari asing yang bersaing, tahun ini menembus 550 pelari. Demikian juga negara asal pelari, naik dari 27 negara menjadi 35 negara,” kata Liem saat ditemui rekan media usai acara penggalangan dana even lari Semarang 10 K di Resto Holiday, Semarang, Senin (23/9/2019).
Ia menambahkan, pihaknya juga melakukan terobosan pada BorMar 2019 yang dipusatkan di Komplek Taman Lumbini, Candi Borobodur ini. Inovasi baru tersebut adalah menggunakan sistem ballot untuk proses pendaftaran para calon pelari. “Sistem ballot adalah sistem pengundian pendaftaran yang umum digunakan di even marathon dunia. Sistem ballot merupakan salah satu inovasi yang dilakukan pihak penyelenggara sebagai respons terhadap meningkatnya peminat Borobodur Marathon, bukan hanya dari pelari profesional, tetapi juga masyarakat umum.
Kami sudah meniru sistem dan tatacara yang digunakan Tokyo dan Berlin Marathon. Target kita akan menuju World Marathon Majors,” ungkap Ketua Yayasan BorMar tersebut.
Chie An juga berencana akan menghapus nomor 10 K dan half marathon pada Marathon 2020. Dia ingin BorMar betul-betul menjadi even lari seperti WMM yang full marathon. “Biarkan tahun depan, di Jateng hanya Semarang 10 K yang besar. Kita bicaranya sudah Jawa Tengah,” imbuh pria yang akrab disapa Kingkong ini.
Sementara panitia Penyelenggara Lukminto Wibowo menyebutkan, sejak ditutup Mei lalu, pendaftar BorMar mencapai 17.029 orang. Itu artinya, dengan sistem ballot untuk kuota 8.000 orang, pihaknya telah menolak 10 ribuan peserta.
Dikatakan Lukminto bahwa pihaknya juga bersyukur, even Semarang 10 K yang nyaris batal karena sponsor utamanya mundur mendekati last minute, terselamatkan. “Semarang 10 K tetap digelar pada 15 Desember mendatang. Kami mengapresiasi langkah cepat Pak Wali yang mengumpulkan pengusaha untuk membantu pendanaan. Eman-eman kalau tidak digelar, karena meskipun baru sekali digelar tapi Semarang 10 K berpredikat Terbaik Kedua versi Sport Activa Indonesia setelah Jakarta 10 K,” katanya.
Di bagian lain, Walikota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada pengusaha Semarang yang turut membantu pembiayaan lomba lari tersebut. ”Saya berharap Semarang 10 K kembali membawa dampak ikutan, dari sektor ekonomi dan wisatanya. Apalagi Semarang pertumbuhan ekonomi trennya naik 6,5 persen,” tuturnya.
Red-HJ99/HR