Semarang, Harianjateng.com – Faktor keselamatan pelari menjadi fokus utama panitia lomba lari internasional Borobudur Marathon (Bormar) 2019 yang akan digelar di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 17 November mendatang.
Menurut Panitia Penyelenggara Lukminto Wibowo, pihaknya wanti-wanti kepada peserta untuk tetap menjaga stamina saat lari karena saat ini cuaca di Magelang tengah ekstrem.
”Dalam rapat panitia hari ini (Senin, red), kami fokus membahas soal cuaca yang ektrem, karena berdasarkan survei kami, cuaca di arena lomba pada kisaran 39 derajat celcius pada pukul 10.00 WIB. Kami tak tahu, apakah ini karena pengaruh Merapi atau tidak,” tuturnya saat dihubungi, Senin (11/11/2019).
Dia berharap, pada saat lomba nanti, peserta bisa memperhitungkan kelembaban udara, kecepatan dan arah angin agar bisa berlari secara optimal. Dia memperkirakan, meskipun start lomba full marathon pukul 05.00 WIB, tapi selesainya pukul 11.00 WIB. Selain itu, ia juga mengatakan, tentu saja peserta mampu me-maintenance tubuh sedemikian rupa.
”Sekiranya tidak mampu, jangan memaksakan diri agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Atur waktu kapan harus istirahat tidur sebelum berlomba. Panitia juga mengantisipasi cuaca misalnya dengan menambah water station,” tambahnya.
Lukminto menjelaskan, selain diikuti pelari nasional, Bormar juga mendapatkan atensi dari komunitas lari dari berbagai negara tetangga dan penjuru nusantara. Salah satu komunitas lari asal Malaysia Kyserun Krew bakal menurunkan pelarinya. Selain itu Kemprat Runners (Bekasi), DNF Runners (Semarang), Palembang Runners, Banyumas Runners, Banteng Runners (Jakarta), Wander Running (Pekanbaru) dan Bosowa Runners (Makassar).
Sehari sebelum pelaksanaan BorMar atau tanggal 16 November akan digelar Friendship Run, yaitu jalan santai atau lari ringan semata-mata ingin menikmati keindahan alam, kekayaan budaya dan kenikmatan kuliner khas Magelang.
Red-HJ99/HR