Semarang, Harianjateng.com – Mahasiswa merupakan civitas akademika ditingkatan Perguruan Tinggi. Setiap perguruan tinggi dituntut untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian terhadap masyarakat.
Sebagai bentuk dari Tri Dharma ketiga tersebut, setiap tahunnya mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Sekian banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai macam program studi yang berbeda berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan pengembangan dan peningkatan potensi desa.
Di tahun 2019 Universitas Negeri Semarang mengadakan program KKN atau Kuliah Kerja Nyata diberbagai desa di wilayah Kota Semarang salah satunya di Desa Pakintelan.
Desa Pakintelan yang terletak di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang ini lokasinya berada di daerah dataran tinggi yang memiliki jumlah pohon bambu yang melimpah. Dan sejak dulu sudah ada pengrajin bambu dan rotan salah satunya yang masih bertahan sampai saat ini adalah Bapak Soleh yang tinggal di RT 2 RW 2 Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang yang biasa disebut dengan Desa Kerabatan (Kerajinan Bambu dan Rotan).
Kerajinan Bambu dan Rotan yang dulunya pada awal tahun 2000 hanya berjumlah 1 home industri. Pada tahun 2016 sampai saat ini pengembangan desa kerajinan dapat menjadi langkah untuk memajukan perekonomian salah satu desa di Indonesia. Dengan itu, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Semarang mengukukan sentra industri anyaman bambu dan rotan di desa Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Pengukuan dilakukan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, S.E., M.M. Menurutnya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan keuangan daerah. Dikatakan pula bahwa mengembangkan UMKM memiliki dampak yang positif bagi perkembangan perekonomian warga Desa Pakintelan.
Sampai saat ini tahun 2019 bertransformasi menjadi beberapa home industri yang mampu membuat macam macam prodak dari bambu dan rotan. Tidak hanya berkembang di kerajinan bambu dan rotan saja akan tetapi ada pula kerajinan rotan tekstil. Diantara macam-macam produk yang dijual, yaitu Rak Gelas, Lemari, Vas bunga, Meja Kursi, Tempat tissu, Tempat Buah, Piring, Gelas, Mangkok, Dipan, dan lain lain. Harga kerajinan tersebut berkisaran 3000-7jutaan rupiah. Produk-produk bambu dan rotan dibuat order-made sehingga bisa disesuaikan dengan pesanan.
Produk-produk Pak Sholeh (Ketua Pengrajin Bambu dan Rotan) dan beberapa home industri lainnya telah dipesan oleh banyak pihak karena keunikan dan ke khasan produk yang memiliki nilai seni yang tinggi. Tidak hanya menerima pesanan dari dalam Negeri akan tetapi Pak Sholah dan beberapa Home Industri lainnya sering menerima pesanan dari luar negeri, seperti contoh Pertengah Bulan Juni 2019 Pak Sholeh menerima pesanan anyaman merak dari Korea sebanyak 3000 pcs. Walaupun baru bergabung di UMKM Semarang, Pak Sholeh sering mengikuti dalam berbagai pameran dan beliau juga menjadi Narasumber tetap di Kecamatan Gunungpati.
Sebagai upaya untuk mengembangan dan meningkatkan potensi lokal yang sangat besar ini, mahasiswaa KKN UNNES di Desa Pakintelan membantu mempromosikan produk-produk dari Anyaman Bambu dan Rotan yang sudah mulai berkembang ini.
Mahasiswa KKN membantu membuatkan akun instagram yaitu @kerabatanpakintelan, membuatkan akun Shoppe sebagai media promosi produk kerajinan bambu dan rotan tersebut, membuatkan branding agar lebih mudah dikenal, mambuatkan packaging yang menarik dan juga membantu dalam segi pembukuan atau pengadministrasian.
Melalui program – program tersebut diharapkan luaran KKN dapat tercapai, yaitu salah satunya penguatan potensi ekonomi lokal. Apabila luaran tersebut sudah tercapai, maka berjalan dengan baiklah penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga, yaitu Pengabdian Masyarakat. Di sinilah peran mahasiswa yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa dan mampu menentukan jalannya negara ini ke depan.
Red-HJ99/Hi