Semarang, Harianjateng.com- Kantor Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Jawa Tengah mengadakan Seminar Nasional dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat yang mengangkat tema “Peran Serta DPD RI dalam Pembangunan Jawa Tengah”, Selasa (10/12/2019) bertempat di di Gedung DPD Perwakilan Jawa Tengah Jalan Imam Bonjol Kota Semarang, Jawa Tengah.
Hadir dalam kesempatan tersebut, DPD RI Perwakilan Jawa Tengah, Dr. Abdul Kholik, S.H., M.Si., dan diikuti oleh Ketua Kadin Jawa Tengah, Kukrit SW, Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah, Iss Savitri, dan ratusan peserta dari berbagai organisasi di Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Ketua Kadin Jateng, Kukrit SW mengatakan, Pada era perlambatan ekonomi seperti yang terjadi saat ini, perlu kreativitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya satu-satunya industri yang dapat bertahan adalah pariwisata.
Lanjut Kukrit SW, terlebih saat ini Jawa Tengah mendapatkan berkah dengan terbangunnya infrastruktur jalan tol yang mampu menghubungkan antara kota-kota besar di Jateng. Semarang-Solo hanya satu jam, ke Surabaya hanya empat sampai lima jam. Semuanya menjadi dekat, tidak jauh lagi seperti dulu.
“Industri sepi, semua sepi, yang nggak sepi apa, yaitu hanya tempat pariwisata. Semarang sekarang hotel penuh mobil plat luar kota,” kata Kukrit
Untuk itu, dirinya menyampaikan aspirasi yang pertama, yaitu meminta kepada DPD RI sebagai perwakilan daerah Jawa Tengah, agar banyak membawa event nasional dan internasional ke Jawa Tengah, karena jika banyak turisme datang, maka akan berimbas ke perdagangan. Kemudian ke investasi dan tenaga kerja banyak yang tertampung, sehingga kemiskinan turun.
“Kami ingin sinergi dengan DPD RI mengenai pariwisata di Jawa Tengah. Kami banyak potensi, belum lagi wisata halal,” tutur Ketua Kadin Jateng tersebut.
Kedua, Pelabuhan Tanjung Emas kenyataannya kalah dengan Tanjung Priok dan Perak. Secara penamaan seharusnya lebih baik daripada dua pelabuhan besar di Pulau Jawa dan secara kesejarahan, Tanjung Emas merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah di Batavia.
“Pelabuhan Tanjumg Emas ini susah berkembang karena BUMN yang membawahinya masih menginduk dengan Pelindo yang berkantor di Surabaya. Saat ini jika ada kapal singgah di Tanjung Emas hanya untuk kapal kecil, mulai dari peti kemas sampai dengan penumpang,” tutur CEO Suara Merdeka Network tersebut.
Ketiga, terkait dengan pendidikan vokasi di mana Jateng menjadi primadona. Terkait dengan pindahnya beberapa industri dari Jabar dan DKI Jaya ke Jateng, di mana Jateng mempunyai SDM yang banyak. “Perlu dipikirkan pilot project sekolah yang langsung terkoneksi dengan dunia kerja,” katanya.
Terakhir, Kadin Jateng secara rutin empat bulan sekali mengirimkan tenaga kerja magang ke Jepang, selama dua tahun saja mereka kerja di sana. Setelah pulang ke Indonesia menjadi rebutan industri.
Sementara itu, DPD RI Perwakilan Jawa Tengah, Abdul Kholik merespon baik aspirasi yang disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Jateng, dan sepakat untuk bersinergi dengan Kadin Jateng.
Wakil Ketua Komite I DPD RI-Anggota MPR tersebut juga mengatakan, potensi wisata Jateng sangat menjanjikan dan butuh sentuhan kebijakan dan peran serta masyarakat. “Perlu lebih banyak even yang mampu mengangkat Jateng baik skala regional, nasional, dan bahkan internadional,” ujarnya.
Terkait dengan hal pengelolaan pelabuhan, Abdul Kholik akan diupayakan untuk dikomunikasikan di tingkat pusat. Sedangkan mengenai pendidikan vokasi dan program magang perlu dikaji secara lebih sprsifik bidang apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja dan industri di Jateng.
Red-HJ99/KM