Temanggung, Harianjateng.com- Guna mempererat tali persaudaraan dan konsolidasi internal lintas kecamatan, koordinator PC IPNU-IPPNU Temanggung Korancab Tengah melangsungkan agenda triwulanan, Minggu (19/1/2020) Acara digelar di aula kantor Kecamatan Gemawang, Temanggung.
Kegiatan diikuti oleh 300 an peserta dari 7 PAC Gemawang, Kedu, Parakan, Bulu, Kledung, Bansari dan Kandangan.
Ketua PAC IPNU Gemawang Edi menyampaikan, kegitan ini tergolong sukses dalam jumlah peserta, maka pihaknya sangat berterima kasih atas kehadiran semua peserta.
“Atas nama jajaran PAC kehadiran rekan rekanita semua sangat berpengaruh terhadap semangat untuk selalu berbenah diri meski kami berada di wilayah terluar di kabupaten Temanggung”, terang Edi
Hadir dan memberikan sambutan dalam acara itu KH, Zaeni, S.Pd.I ketua MWC NU Gemawang, ia menyinggung tentang eksistensi IPNU IPPNU dalam menegakkan ajaran Aswaja An Nahdliyah.
“Sebagai kader NU rekan dan rekanita semua perlu memperkuat basis keilmuan Islam yg ramah ala aswaja anahdiyah. Di era yang serba instant ini semua perlu untuk mencermati ajaran yang berkembang dilingkungan kita. Jangan sampai pengurus IPNU IPPNU gumunan terhadap ajaran baru yang terlihat baik namun penuh dengan muslihat”, bebernya.
Sementara dalam acara inti Khamim Saifuddin yang ditunjuk sebagai fasilitator diskusi mengatakan, tantangan IPNU IPPNU ke depan akan semakin besar. Kondisi geopolitik memaksa generasi muda untuk tetap waspada terhadap semua kemungkinan perubahan yang terjadi, baik bidang akidah maupun akhlak. Tetapi melihat peningkatan kuantitas peserta yg mencapai ratusan dibanding tahun kemarin pihaknya yakin bahwa IPNU IPPNU akan bisa mengatasi kebutuhan mendasar manusia khususnya masalah spiritualitas.
“Era revolusi industri 4.0 mewajibkan semua kader untuk bisa menempatkan diri di tengah kepungan ideologi baru baik kiri maupun kanan,” terang Khamim.
Lebih lanjut dikatakan Khamim, kepengurusan IPNU IPPNU sudah saatnya memasuki sekolah berbasis ilmu umum. Selama ini pengurus komisariat baru merambah sekolah berbasis agama dan berada dibawah yayasan LP Ma’arif. Untuk itu ghirah yang ada di dalam diri kader perlu untuk dipupuk dan diarahkan secara maksimal.
“Keberadaan ideologisasi radikalis marak terjadi di sekolah sekolah negeri melalui gerakan-gerakan berkedok agama. Sudah sepatutnya kita tidak boleh lengah dengan pola kaderisasi yang dilakukan mereka selama ini,” tegas Khamim mengakhiri diskusi.
Red-HJ99/Ed