Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Foto Instagram @abe_mukti

Sleman, Hariansemarang.id – Sekretaris Umum Pimpian Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti tak habis pikir dengan maraknya baliho iklan berbau kampanye politik 2024. Padahal hal kan Pilpres 2024 masih lama hitungannya lho.

Kendati pesta politik 2024 masih lama, tak jarang ditemukannya baliho hingga iklan yang mengarah ke kampanye politik 2024.

“Kalau bapak ibu perhatikan, sekarang ini orang-orang sudah mulai tebar pesona. Saya terus terang saja merasa khawatir, terutama orang yang sekarang menjadi menteri dan pejabat itu kan lebih fokus pada pencalaonan dirinya di 2024 daripada dia bekerja sebagai menteri, atau bekerja sebagai gubernur, atau bekerja sebagai pejabat yang lainnya,” tuturnya dikutip dari laman Muhammadiyah.

Dalam pengajian pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sleman, Ahad 26 Desember 2021, Mu’ti menyindir fenomena itu sebagai kontes kecantikan. Fenomena ini disebutkan akan lebih menjamur lagi pada 2022.

“Ya sudah kita itu seperti juri, kita lihat saja siapa yang tampil, kita lihat mereka itu berperilaku seperti apa dan kita nilai dengan pikiran yang jernih, tapi toh pada akhirnya kita tidak bisa memilih yang cantik-cantik itu,” ucap Sekum Muhammadiyah soal kampanye politik 2024.

Kepada warga Muhammadiyah, Mu’ti mengajak agar tidak ikut terlarut pada kontestasi politik apalagi melanjutkan residu lama pemilu 2019. Mu’ti mengajak agar warga Persyarikatan fokus pada kerja-kerja kemanusiaan Muhammadiyah yang inklusif dan nyata.

“Karena itu kemudian kalau kita melihat situasi politik itu santai-santai sajalah karena itu bagian dari permainan duniawi, lahwun, laibun, wa zinatun, itu pemainan dan itu tipu-tipu dan itu juga hiasan-hiasan saja, hiburan-hiburan buat senang-senang saja. Ga usah terlalu serius. Tapi dalam kita melakukan dakwah, membantu masyarakat, itu yang serius,” pesannya.

PP Muhammadiyah
PP Muhammadiyah. Foto Muhammadiyah.or.id

Mu’ti mengatakan fokus Muhammadiyah ke depan, bukan soal hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah tapi Muhammadiyah berpikir post Covid-19. Setelah Covid ini Muhammadiyah mau apa ketika kemiskinan meningkat, masalah sosial semakin kompleks, banyak sekali anak-anak yatim, single parent, anak yang tidak bisa bayar SPP.

“Dan banyak hal yang tidak bisa kita prediksi pada 2022, itu yang saya kira akan menjadi tantangan bagi Muhammadiyah,” imbuhnya.

“Dan kalau kita mau larut ke politik menurut saya kita justru akan lebih banyak menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak memberikan solusi konkrit bagi masalah yang sekarang ini dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu maka yang terjadi sudah bisa kita prediksi, tapi kalau Muhammadiyah istikamah dengan Khittahnya, dengan Matan Keyakinan Hidupnya, insyaallah Muhammadiyah akan tenang-tenang saja,” jelas Mu’ti.

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here