Pabrik gula di Cepiring, Kendal di masa kolonial
Pabrik gula di Cepiring, Kendal di masa kolonial. Foto KITLV

Pilu. Walau pernah jawara. Kompas/24/01/2019 melaporkan bahwa “Nusantara, khususnya Pulau Jawa, pernah masuk dalam peta industri global pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kala itu, industri gula di Jawa menempati posisi puncak di Asia dan bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia bersama Kuba dan beberapa negara Eropa.

Namun, semua nyaris tinggal kenangan. Dari 202 pabrik gula pada dekade 1920-an kini tinggal 35 pabrik saja.”

Ini jejak kehancuran jalur rempah yang dahsyat sejak penghancuran peradaban kopra (kelapa), garam, gula lalu tembakau.

Apa strategi kita dalam perang dagang ini? Adakah para elite dan presiden tahu dan memikirkannya?

Taukah mereka bahwa Pancasila adalah kunci. Indonesia adalah rumah. Keduanya dibuat untuk kita menaklukkan dunia. Tetapi mensyaratkan berlari tanpa lelah. Kerja tanpa mengeluh. Gotong-royong tanpa khianat. Sampai kita semua meraihnya.

Tanpa keduanya, kita adalah subjek tanpa predikat dan objek. Sepi ditelan luas cakrawala semesta. Karenanya, kutunggu kalian di tiap lembar buku ini. Kusediakan kaos, kacang dan senyum tulus demi bahagia bersama.(*)

Yudhie Haryono

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here