Ilustrasi Yatim piatu
Ilustrasi Yatim piatu. Foto Pixabay/ksuku

Aikh. Sambil menunggu hujan gerimis yang membuat dompet meringis, aku kirim penyelia rasa kangen pada anak-anak yang disandra penyamun pribumi: para mukmin yang munafik, muslim yang kafir.

Aksara dan Bintangku yang kusayang. Anak Banyumas dan Betawi. Putra-putri gunung Slamet yang akan menyelamatkan republik dari amok neokolonialis.

Taukah kalian berdua makna yatim piatu? Ini soal biasa tapi bermakna. Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab yang berarti sedih karena sendiri. Sedang menurut istilah, yang dimaksud dengan anak yatim adalah mereka yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dewasa.

Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak yatim-piatu: anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.

Dalam kehidupan Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang wajar karena masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa.

Secara psikologis, orang dewasa sekalipun, apabila ditinggal ayah atau ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya. Mereka akan sedih karena kehilangan salah seorang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan menasehatinya.

Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi. Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka.

Begitu tingginya posisi kalian anak-anakku, sampai Allah berkata, “Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak memberi makan kepada orang miskin“ (QS. Al-ma’un: 1-3).

Tetapi, “siapakah yang tidak yatim piatu di negeri ini?” Bahkan ayahmu yang kuat ini adalah yatim-piatu produk negara amburadul yang menyiksa warganya sendiri.(*)

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here