Oleh Fauzul Hadi Aria Langga
Dewasa ini perpolitikan menjadi sangat seksi untuk dibicarakan, terlebih dengan intrik d idalamnya yang membuat banyak orang geram bahkan ada yang tertawa juga mempertanyakan potensi dalam diri politisi. Politik memang tak bisa kita pisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena semua aspek yang kita jalani saat ini tak luput dari arah politik yang dibawa, baik oleh kita sendiri maupun oleh elite yang bermain di atasnya. Terlebih tahun-tahun terakhir ini politik menyeret segala aspek dan segala umur, baik kalangan agamawan maupun cendekiawan, dari orang tua, emak-emak hingga anak muda ikut terlibat. Terlihat bahwa politik bukan sekedar perbincangan para politisi dalam partai, namun lebih dari itu semua.
Peran media sosial juga sangatlah berpengaruh dalam membaca gejolak perpolitikan yang ada, baik skala nasional maupun internasional. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua berita yang kita dapatkan menyuguhkan kebenaran yang sesungguhmya. Ada yang dipermainkan untuk meningkatkan elektabilitas suatu tokoh, juga bisa sebaliknya yaitu menjatuhkan reputasi seorang tokoh. Dengan kemudahan era mencari informasi, maka mudah pula potensi informasi tersebut tidak akurat, bahkan cacat. Hal ini sangatlah disayangkan terlebih apabila informasi tersebut dapat menimbulkan perpecahan dikalangan masyarakat sendiri. Oleh karena itu diperlukannya kecermatan dalam melihat suatu fenomena dan juga membaca suatu berita, terutama perihal politik yang sudah sepatutnya anak muda ikut andil di dalamnya.
Pembicaraan politik akhir-akhir ini tidak jauh-jauh dari perencanaan menatap tahun politik 2024 hingga memunculkan sejumlah tokoh yang di gadang-gadang bakal menduduki kursi RI-1. Salah satu tokoh tersebut ialah Anies Baswedan yang kini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini bukan tanpa alasan Anies menjadi salah tokoh yang mendapatkan elektabilitas tinggi di banyak survei. Tentu saja karena kepercayaan publik terhadapnya yang tidak pernah lepas, juga integritas dalam dirinya, dan yang tak kalah menarik adalah literasi politiknya yang cermat dan terarah bagus. Hal ini bukan tidak mendasar, mengingat dengan latar belakangnya sebagai akademisi bahkan pernah menjabat sebagai Rektor di salah satu kampus swasta, juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Sehingga, dalam berpolitik pun kekuatan literasinya sangatlah unggul dan berbobot.
Kecermatannya dalam melihat suatu peristiwa membuat Anies tidak terombang-ambing dalam pertikaian politik yang ada terlebih di media massa. Terbukti dengan begitu bayaknya caci dan maki yang dilontarkan kepadanya, namun tak satu pun yang membuat Anies goyah dan marah. Anies menganggap semua itu bagian dari demokrasi karena semua orang berhak bersuara dan itu dilindungi konstitusi. Pun wajar diterimanya karena Anies seorang tokoh publik dan orang nomor satu di DKI. Kita dapat melihat saat awal mulanya masuk Covid-19 di Indonesia, satu-satunya provinsi yang sigap dalam menghadapi dan membaca pergerakan ke depannya adalah DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya Anies Baswedan. Di tengah banyaknya tokoh lain yang melontarkan argumentasi blunder dan mencemooh kebijakannya, namun Anies tetap teguh dengan kebenaran yang dipegang juga menjaga keselamatan warga yang berada di bawah tanggungjawabnya. Dan pada akhirnya semua juga ikut mengambil sikap yang sama, meski terhitung terlambat mengambil sikap.
Semua peristiwa itu lantas tidak membuat Anies menjadi sombong dan angkuh. Anies tetap dengan kerendahan hatinya dan fokus dengan tanggungjawabnya. Hal semacam ini yang perlu ditiru dan di ambil contoh bagi anak muda di tengah muaknya melihat perpolitikan para politisi yang terkadang blunder dan tanpa kecermatan dalam membaca data. Sehingga banyak dari kalangan anak muda acuh tak acuh terhadap politik. Hadirnya Anies Baswedan memberikan angin segar dalam percaturan politik di Indonesia, karena sosoknya yang visioner, cermat, kerja nyata juga tidak mudah goyah baik dengan caci maupun puji. Satu slogannya yang sangat melekat di publik adalah “di caci tidak tumbang, di puji tidak terbang”. Sikap inilah yang membuat Anies banyak di gemari oleh publik dan juga kita tidak bisa memungkirinya bahwa masih ada yang tetap membencinya, terlebih lawan politiknya. Namun, semua itu lumrah terjadi dalam perpolitikan.
Anies Baswedan hadir sebagai sosok yang mempertontonkan jalan bijak dalam berpolitik. Bisa kita lihat perjalanan kariernya sebagai Gubernur, meskipun caci dan maki terus berdatangan namun ia tidak pernah menganggapnya sebagai musuh politik atau pembangkang pemerintah. Hal yang semacam inilah yang kita perlukan dalam diri politisi Indonesia selain tetap legowo, terbuka, visioner Anies juga mampu membaca arah perpolitikan dan kemanfatan kedepannya. Salah satu bukti nyata yang sudah terpampang adalah dalam hal menata kota Jakarta dan dibuktikan dengan mendapatkan penghargaan Best In Future of Digital Innovation dalam ajang IDC Future Enterprise Award 2021. Dan bukti dari kerjanya yang nyata untuk rakyat adalah dengan mendapatkan penghargaan Innovative Government Award pada tahun 2020 lalu.
Secara tidak langsung Anies mengajarkan kepada kita bahwa fokus dengan tugas yang diemban sangatlah penting, kisruh yang terjadi itu merupakan hal biasa juga tidak perlu terjebak arus yang mengganggu. Dalam hal ini pula Anies mengajarkan kita sebagai generasi muda yang terkadang terjebak dalam informasi yang disuguhkan harus bersikap skeptis positif. Yang mana setiap melihat, mendengar informasi jangan menelan mentah-mentah akan tetapi harus di kritisi, kita fikir ulang, tidak mudah sekedar percaya. Sehingga dalam melangkah pun kita mendapatkan pijakan yang kuat serta dasar yang akurat. Dan secara tidak langsung menumbuhkan literasi politik yang baik.
Sudah sepatutnya gerakan-gerakan yang ditampilkan oleh Anies ditiru oleh generasi muda dalam berpolitik. Terlebih dengan kondisi politik saat ini yang membuat sebagian dari kalangan anak muda tidak menghiraukan perihal politik, maka kini hadir sosok yang bisa di ikuti jejaknya. Bukan hanya persoalan politiknya saja, namun dari kreativitas, inovasi, kecermatan literasinya yang sangat kuat. Dengan demikian, anak muda bisa andil lebih jauh dalam pertarungan politik, mengingat juga pesta demokrasi di tahun 2024 sudah terhitung dekat, dan anak muda memegang peran penting didalamnya. Anies Baswedan bisa dijadikan roh model literasi politik bagi anak muda kini. Dengan harapan bisa melahirkan generasi-generasi yang mampu memajukan Indonesia lebih baik lagi.