Anies Baswedan
Anies Baswedan. Foto Instagram @aniesbaswedan

Oleh Bilerio Sianipar

Survei dari Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang merilis hasil survei mengenai elektabilitas tokoh nasional di Jawa Barat, perlu diketahui pada tahun 2019 total pemilih dari Provinsi Jawa Barat 27,48 juta (dari dari KPU, Mei 2019), Tokoh-tokoh yang masuk dalam survei tersebut adalah Ridwan Kamil, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Selanjutnya, survei dari DTS Indonesia yang digelar pada 7-20 Februari dengan total 2.060 responden yang dipilih acak dalam 34 provinsi, hasil tersebut membubuhkan tiga teratas seperti: Ganjar Pranowo 28,7%, Anies Baswedan 20,4%, Prabowo Subianto 18,0%.

Kalau dilihat yang masuk dalam top of mind adalah orang-orang yang menduduki jabatan Pemerintahan dan tidak ada yang menjadi wakil.

Dari hasil survei tersebut, Anies Baswedan tidak pernah keluar dari posisi 4 besar, tetapi jangan dilupa bahwa survei tersebut terdapat nama-nama seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Walaupun di dalam survei DTS Indonesia elektabilitasnya hanya menempati posisi 7 di atas Tri Rismaharini sebesar 2,7%, dan nama lain yang menduduki jabatan sebagai Ketua DPR yaitu Puan Maharini sebesar 0,6%, hasil survei mereka memang kecil tetapi jika diingat bahwa partai mempunyai basis suara yang besar (kader-kader).

Jika hasil survei selalu menempatkan Anies Baswedan selalu di 4 besar, tetapi dalam partai politik Anies Baswedan tidak memiliki kuasa dalam menentukan arahnya sendiri. Partai Politik merupakan gerbong yang dapat membawa Anies di 2024, bagaimanakah cara Anies Baswedan mengikutsertakan dirinya di Pemilihan Presiden 2024? Dengan tidak lain dan tidak bukan yaitu mengalah dan menjadi wakil.

Karena politik sejatinya adalah sebuah taktik dalam pertarungan mengikat pemilih. Ambisi besar telah ditunjukkan oleh masing-masing Ketua partai politik atau yang mempunyai kuasa dalam partai politik, sedangkan Anies baru akan habis masa jabatan di tahun 2022,
Apakah Anies Baswedan akan memulai aktif dalam mempromosikan dirinya habis-habisan? Politik itu dinamis, tidak ada yang tahu (kecuali bagi para ketua partai politik) kalau seperti Anies Baswedan hanya menunggu dilirik.

Pendapat saya sebagai pemilih aktif, Anies Baswedan harus memikat partai politik yang akan menjadi kendaraannya nanti, dan harus legowo menjadi Calon Wakil, melihat track record beliau di 2014 awal masa Pemerintahan Joko Widodo, beliau diangkat sebagai menteri, lalu digantikan oleh Muhadjir Effendy. Membaca dari sini saja, power dibutuhkan dalam mendapatkan posisi tawar dalam kancah politik Indonesia.

Potensi pemilihan dan basis suara juga harus diperhitungkan, mengingat kembali sewaktu 3 pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yaitu Agus Harimurti Yudhono dan Sylviana Murni, Basuki Tjahjaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno.

Pada putaran pertama mereka kalah oleh pasangan Ahok dan Djarot dengan 42,99% melawan 39,95%, tetapi di putaran kedua Anies Baswedan menang karena pemilih Agus Harimurti Yudhono banyak yang beralih ke Anies Baswedan dengan hasil akhir 57,96% melawan 42,04% dengan total pemilih Anies Baswedan sebesar 3.240.987 pemilih.

Dalam proses politik Indonesia, jarang atau bahkan nihil bahwa seseorang dapat maju dengan secara independen, karena ambang batas Presidential Treshold yang menjadi isu hangat menuju 2024.

Jujur saja, Anies Baswedan kesulitan untuk mendapatkan tempat bila Presidential Treshold akan ada di 2024 nanti, pasalnya jika Presidential Treshold tetap ada, kemungkinan besar mereka calon-calon yang berpotensi maju ialah dari kalangan Ketua Partai dan atau dari mempunyai jabatan strategis di dalam partai politik.

Track Record Anies Baswedan diangkat menjadi isu yang menarik, sosoknya yang pengikat suara dari masyarakat yang tidak percaya dengan kader-kader partai politik. Setiap pemilih non partai akan mudah tertarik dengan sosok beliau, tidak terlihat dalam sistem kepartaian, dan seorang yang akademisi.

Akankah Anies Baswedan berhasil menjadi calon wakil presiden atau bahkan tidak dilirik sama sekali dalam kontestasi di 2024 nanti?

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here