Bung Karno dan Anies
Bung Karno dan Anies. Foto Instagram @thebigbung dan @aniesbaswedan

Oleh Isa Ansori Kolumnis

Bung Karno dikenal sebagai orang yang mempunyai spirit membela orang kecil. Cindy Adam, Penulis buku biografi Bung Karno pernah menuliskan bahwa sewaktu Bung Karno tinggal di Bandung, Si Bung berjumpa dengan seorang petani bernama Marhaen.

Singkat cerita pada perjumpaan tersebut, Bung Karno bercakap-cakap perihal pekerjaan tani kang Marhaen. Kang Marhaen yang hanya punya lahan sempit dan bermodalkan cangkul saja tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Dari perjumpaan dengan Kang Marhaen tersebut, muncullah landasan pemikiran Bung Karno yang disebut dengan Marhaenisme. Pemikiran ini memiliki spirit untuk membebaskan orang-orang kecil, kaum miskin dan buruh kota maupun buruh tani dari penindasan.

Spirit anti kolonialisme model Bung Karno ini mewakili kesusahan yang dialami oleh penduduk negara jajahan yang bekerja kepada perusahaan-perusahaan asing dengan upah yang sangat murah. Diberbagai penjuru daerah, banyak orang pribumi yang bekerja kepada perkebunan milik Belanda ataupun investor Eropa lainnya dalam kondisi melarat dan menyengsarakan.

Zaman boleh berubah, tapi sejarah selalu berulang, hanya pelaku dan waktu yang membedakan.

Dua puluh dua tahun paska reformasi 1998, bangsa ini mengalami ketidakpastian. Pemerintah yang seharusnya bertugas mensejahterakan warganya ternyata terbukti tidak mampu menjalankan. Justru rezim semakin menghamba kepada kepentingan asing dan aseng.

Negara seperti tak berdaya menghadapi itu semua. Omnibus Law adalah bukti nyata. Beberapa kajian kritis atas undang-undang ini menyimpulkan bahwa roh dari undang-undang ini adalah bagian dari upaya mengundang investor asing secara besar-besaran masuk ke Indonesia. Harapannya adalah membuka lapangan kerja sebesar-besarnya, namun kenyataan adalah sebaliknya. Investasi yang masuk juga mensyaratkan tenaga kerja menggunakan tenaga dari negara investor, khususnya investasi yang berasal dari China. Selain itu harapan banyaknya lapangan kerja yang muncul ternyata juga dibarengi dengan pengikisan hak-hak pekerja. Previllege yang diberikan kepada pengusaha lebih besar dibandingkan dengan jaminan kesejahteraan yang akan diberikan kepada para pekerja.

Perundang-undangan yang akan mendatangkan situasi hilangnya rasa kemanusiaan ini tentu saja banyak ditolak oleh masyarakat terutama kaum buruh. Kita harus kembali pada sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semangat ini adalah pengejawantahan dari spirit Bung Karno yang berpihak kepada masyarakat kecil yang dilemahkan. Mencegah pelanggaran konstitusi adalah tugas kita bersama. Kita semua berharap bahwa pemerintah dijalankan sesuai dengan rel dan cita-cita konstitusi.

Dalam tradisi Jawa, bila kondisi masyarakat sedang mengalami kesulitan, maka yang diharapkan adalah munculnya sang Ratu Adil. Hal seperti inilah nampaknya yang sedang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia.

Masyarakat berharap munculnya pemimpin yang berani melawan imperialisme dan penjajahan (Oligarki). Nampaknya sosok Anies Gubernur DKI Jakarta adalah sosok yang sedang diharapkan dan dibutuhkan.

Anies adalah jalan keluar dan jalan tengah dari semua kemelut ini. Anies sosok yang berada diluar istana yang saat ini sudah dikepung dan tunduk kepada oligarki. Berharap dari istana untuk melawan oligarki, tentu adalah sesuatu yang sia-sia. Tidak ada pilihan lain kecuali Anies untuk saat ini.

Rekam jejak Anies selama memimpin Jakarta seperti api perjuangan Bung Karno melawan imperialisme, menyala-nyala. Anies menutup izin reklamasi adalah semangat api perjuangan melawan imperialisme china. Anies membela kepentingan masyarakat nelayan yang terganggu pendapatannya dengan adanya reklamasi.

Api perjuangan Bung Karno yang lain yang mampu diteruskan oleh Anies adalah ketika Anies menaikkan UMP buruh di Jakarta yang ditentang habis-habisan oleh pengusaha. Aniespun tampil bak orator ulung menghadapi argumen para pengusaha, dan akhirnya merekapun dilakukkan.

Anies tidak sekedar berwacana Saya Indonesia, Saya Pancasila, Anies mampu membuktikannya bahwa Anies adalah Indonesia sejati dan Pancasilais sejati.

Semoga saja api perjuangan Bung Karno terus menyala dan menerangi jalan Anies menuju kursi Presiden tahun 2024.

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here