Hariansemarang.id – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Uswatun Hasanah mengapresiasi terselenggaranya Rapat Koordinasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA-SMK Provinsi Jawa Tengah di Aula Kemenag Jateng, Rabu 23 Maret 2022. Rapat koordinasi ini dihadiri oleh ketua MGMP-PAI-SMA-SMK Kabupaten dan pengurus MGMP PAI Provinsi.
Uswatun meyakini Rapat Koordinasi MGMP PAI SMA-SMK Provinsi Jawa Tengah itu bakal banyak sumbangsih terhadap peningkatan pendidikan di Jawa Tengah.
Dalam arahannya, Uswatun mengatakan rapat koordinasi tersebut terdapat amanah yang harus diemban untuk memberikan nilai lebih yaitu pendidikan agama Islam, bukan hanya sekedar mata pelajaran, namun dapat menjadi penguatan pendidikan karakter dan penguatan mewujudkan pelajar Pancasila.
Uswatun menegaskan, pendidikan bukan untuk persiapan kehidupan saja. Namun, arti pendidikan akan menjadi lebih baik, yaitu pendidikan yang terintegrasi, ingat dengan pesan Khoirunnas anfa’uhum linnas.
“Dalam undang-undang menyebutkan tujuan pendidikan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab,” jelas Uswatun yang merupakan alumni dari sekolah Kementerian Agama, yaitu MTs Negeri Sragen, dalam rilisnya Sabtu 26 Maret 2022.
Untuk itu, kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah ini, perlu dipahami untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa adalah titik sentral peranan sebagai guru pendidikan agama pada sekolah. Maka langkahnya diawali dengan penanaman spiritual, sosial dan seterusnya.
Uswatun mengatakan fungsi pendidikan adalah sebagai media transfer pengetahuan, pada saat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, siswa mencari sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat masing-masing.
Nah Uswatun berbagi pengalaman penanman pendidikan karakter dengan nilai agama di sekolah dulu.
“Pada saat saya menjadi kepala Sekolah, memiliki pengalaman menerapkan pembiasaan pembacaan Asmaul Husna di sekolah, akhirnya para guru hafal Asmaul Husna baik teks arabnya dan artinya,” katanya.
Cegah radikalisme
Tantangan era kini makin kompleks. Uswatun mengakui saat ini era yang serba cepat, semua itu ada plus dan minusnya. Untuk itu, Uswatun berpesan, sebagai guru agama, harus mampu bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak dan tepat guna dalam pembelajaran pendidikan agama di era sekarang.
“Saya meyakini sumber ilmu ada di Al Qur’an. Kami menitipkan pendidikan pada bapak ibu guru di sekolah, harus hati-hati dalam mengembangkan materi pendidikan keagamaan di sekolah, agar bisa mencegah radikalisme di sekolah. Gunakan fasilitas yang ada tepat guna, apalagi ini anak lulusan SMA SMK yang dibekali dengan keterampilan dan kecakapan,” kata dia.
Selain itu Kepala Dinas Pendidikan itu berharap MGMP PAI SMA-SMK Jawa Tengah bisa menciptakan budaya dan kebiasaan kerja keras dan tanggung jawab menjadi perilaku sehari-hari.
“Jadi menghargai bukan hanya materi, menghindari labelling negatif, mengembangkan kemampuan kinerja, menggunakan pendekatan humanistik berinteraksi dengan siswa. Jangan lupa, penekanan pada siswa pembelajaran adalah proses bukan hasil semata. Di program guru Penggerak, sekolah penggerak disepakati bersama dan dilaksanakan bersama,” katanya.
Mengakhiri arahannya, Uswatun membuka rapat koordinasi tersebut. “Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, Rapat Koordinasi MGMP PAI SMA-SMK Provinsi Jawa Tengah kami nyatakan dibuka,” kata dia.