Oleh Irwansyah – Alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba-Baru Mandailing Natal, Penulis Buku Pormula Dari Al-Qur’an dan Sunnah; Mulai Memilih Pasangan Hidup Sampai Mendirikan Rumah Tangga Sakin Tanpa Masalah
Pancak silat merupakan salah satu warisan kebudayaan tradisional khas pulau nusantara. Sejalan dengan sejarah dan kiprah yang ditetaskan oleh para jawara pancak silat. Kini silat Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal itu ditandai dengan mengkristalnya berbagai macam aliran, bunga, dan pariasi gerakan silat. Oleh karena itu wajar jika saat ini eksistensi silat menyita perhatian dan menjadi tontonan dari berbagai belahan seantero dunia.
Dr. Tatang Muhtar di dalam bukunya yang berjudul “Pancak Silat” berpendapat, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena di tengah derasnya perkembangan tekhnologi dan informasi masa dewasa ini, saat budaya asing mulai mempengaruhi bangsa kita, pancak silat tetap dicintai oleh generasi muda Indonesia. Dan kita patut bangga, bahwa pancak silat juga sudah mulai dipelajari oleh bangsa-bangsa lain seperti Eropa, Australia dan Amerika.
Di samping itu, sangat relevan jika kita memberikan apresiasi kepada Nahdlatu Ulama (NU). Karena NU memiliki peran yang sangat besar merawat dan melestarikan pancak silat Indonesia. NU melalui “Pagar NU dan Bangsa” atau yang lebih sering disebut dengan nama “Pagar Nusa” tetap konsisten menjaga eksistensi pancak silat di Indonesia. Pagar Nusa sendiri telah berkontribusi mengharumkan nama Indonesia melalui aksi-aksi nyata. Dan semua yang dilakukan oleh Pagar Nusa itu dipersembahkannya untuk bangsa dan agama.
Disamping mengkistalnya eksistensi Pagar Nusa di Indonesia. Pagar Nusa tidak bisa dipisahkan dari NU. Sebab lahirnya Pagar Nusa adalah buah dari gagasan dan percikan pemikiran Kiai NU. Dan kini Pagar Nusa terus memperlebar sayapnya dan menambah deretan prestasinya. Dalam perkembangannya, semoga Pagar Nusa tetap bisa menjadi wadah untuk menjembatani semua aliran silat yang berada di bawah Pondok Pesantren NU. Karena Pagar Nusa memiliki prinsip yang sangat selaras dengan NU, Pancasila dan Indonesia
Muhammad Sahrial menyebutkan, prinsip dan jati diri Pagar Nusa antara lain adalah; (1) Ukhwah Pagar nusa, memiliki arti persaudaraan, tanpa membedakan aliran dalam perguruan silat di Pagar Nusa. (2).Ukhwah nahdliyyah, yang berarti persaudaraan sesama NU, tidak dibatasi oleh perbedaan partai politik dan latar belakang sosial. (3). Ukhwah islamiyah, memiliki makna persaudaraan sesama islam tidak dibatasi perbedaan amaliyah. (4). Ukhwah basariyah, memiliki prinsif yang berlandaskan bahwa sesama manusia adalah bersaudara karena berasal dari ayah dan ibu yang satu, yaitu Adam dan Hawa, (5). Ukhwah wathaniyah, memiliki komitmen persaudaraan di antara seluruh masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, bahasa dan budaya. (6). Ukhwah insaniyah, memiliki prinsif semua sama di hadapan Allah, yang membedakannya hanyalah ketaqwaan.
Dengan prinsip dan jati diri yang dilekatkan oleh NU kedalam ruh Pagar Nusa. Maka Pagar Nusa memiliki kedudukan yang tidak boleh dianggap sebelah mata. Karena sampai saat ini orientasi Pagar Nusa selaras dengan orientasinya bangsa kita tercinta. Disamping aksi-aksi dan kesibukan di dalam rumah tangga Pagar Nusa agar tetap menjadi mutiara dan berprestasi. Pagar Nusa juga selalu siap untuk menjadi mitra bagi Indonesia, menjadi penyanggah bangsa dan penjaga agama dan ulama.
Kiprah Pagar Nusa Merawat Bangsa Indonesia
Meskipun Pagar Nusa adalah wadah para pendekar dengan background pancak silat. Bukan berarti Pagar Nusa alpa dari tugasnya merawat Bangsa. Dalam konteks kebangsaan, Pagar Nusa berkiblat kepada komitmen NU dan sikap para ulama dan kiai-kiai yang ada di lingkungan NU. Dan pada prinsipnya Pagar Nusa memegang tegus kepada paradigma hubbul waton minal iman, cinta tanah air adalah sebagain dari iman.
Dari prinsip fundamental yang dimiliki oleh Pagar Nusa tersebut. Maka secara otomatis, orientasinya memiliki korelasi yang sangat relevan dengan Pancalisa. Dan cita-citanya memiliki cita-cita yang sama dengan cita-cita Indonesia, yakni untuk menjaga bangsa dari seluruh tumpah darah Indonesia. Adapun kiprah dan dedikasinya untuk Indonesia, tak pernah digembar-gemborkan sebab geraknya bukan untuk mendapat sanjungan dan pujian. Karen setiap geraknya bertujuan untuk keamanan dan perdamaian Indonesia.
Dari gerak senyapnya, Pagar Nusa terus berbuat untuk untuk bangsa. Merawat kebinekaan, menjaga keharmonisan, mengkampanyekan sikap toleran, merajut kebersamaan, meneguhkan kotmitmen kebangsaan, dan menjadi suluh di dalam kegelapan. Singkatnya Pagar Nusa komitmen mengawal Indonesia, sebagaimana yang dicontohkan oleh para kia dan ulama di bawah benderan NU.
Kiprah Pagar Nusa Untuk Agama dan Ulama
Jawara yang dilabeli sebagai penjaga ulama yang dibesarkan di bawah bendera Pagar Nusa, sampai saat ini tetap setia menjaga agama dan ulama. Seperti yang disebutkan di atas, meskipun para jawara ini menoreh banyak prestasi. Tetapi mereka tetap membumi dan tidak pernah jumawa. Dan ternyata rahasia dibalik itu adalah karena kedekatan para jawara Pagar Nusa dengan kiai dan ulama.
Dan terbukti, samapi saat ini jawara yang dibesar di Pagar Nusa tetap memegang teguh berkomitmennya untuk menjaga Agama dan Ulama dari berbagai ancaman dan fitnahan. Oleh karena itu, Pagar Nusa tidak bisa dilepaskan dari para kia dan ulama. Dan sepertinya, rasanya tidak berlebihan jika Pagar Nusa dianalogikan sebagai tentara pejuang yang memiliki tugas untuk menjaga dan melindungi ulama dan agama.
Dengan segala kemampuan dan kelebiihan yang dimiliki oleh jawara-jawara tetasan Pagar Nusa. Dan di tengah-tengah kesibukan para jawaranya untuk mengasah ketangkasan dan melatih kemahiran dalam pancak silat. Tidak heran, jika mereka selalu siap dalam keadaan apa pun untuk mangawal dan menjaga para ulama. Semoga komitmen ini dan pendirian yang ada di dalam ruh Pagar Nusa tetap bisa dijaga dan direalisasi. Agar peran dan kiprahnya tetap membersamai perjalanan Indonesia menuju cita-cita mulia.
Pagar Nusa Berprestasi di Kancah Nasional dan Internasional
Di panggung persilatan, baik lokal maupun nasional dan internasional, jawara-jawara yang lahir dan dibesarkan di Pagar Nusa selalu menjadi sorotan perhatian. Hal itu bisa terjadi, karena selama ini jawara dari Pagar Nusa sudah berkali-kali menjadi juara di banyak laga. Itu mengindikasikan bahwa jawara yang mendapat label sebagai pengawal ulama tersebut adalah jawara-jawara yang tidak bisa dipandang dengan sebelah mata.
Jika prestasi yang dikantongi oleh para jawara Pagar Nusa didiktekan dan dicatatkan satu persatu. Tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan kertas yang tidak sedikit. Kendatipun demikian, beberapa prestasi yang sudah diperoleh jawara Pagar Nusa itu perlu untuk ditulis dan dikampanyekan, dan ini adalah salah satu apresiasi kepada para jawara yang membesarkan dan mengharumkan nama Pagar Nusa, asuhan di bawah bimbingan dan doa para Kiai dan ulama-ulama NU di nusantara.
Pertama, prestasi di tingkat nasional. Dikutip dari Jatim.nu.or.id Prestasi membanggakan ditorehkan oleh Ikhsan Fajri, pendekar Pagar Nusa Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Kecamatan Pecet, Kabupaten Mojokerto. Ikhsan berhasil juara 1 tingkat nasional cabang olahraga (Cabor) Kick Boxing di GOR Wilis Madiun pada tanggal 18 Agustus 2019 yang lalu.
Kedua, prestasi di tingkat internasional. Di tahun yang sama, setelah salah satu Jawara Pagar Nusa Mengharumkan nama harum Pagar Nusa di tingkat nasional. Piala kejuaraan internasional juga diraih oleh jawara perempuan asal ari Pagar Nusa Sidoarjo. Dikutip dari republikajatim.com, Dianita Rahmasari yang kini duduk di kelas 2 SMA 1 Krian, berhasil menyabet juara 1 kejuaraan tingkat Internasional pencak silat di Aljazair November 2019 yang lalu.
Ketiga, dikutip dari Limadetik.com, dan baru-baru ini Kontingen Pancak Silat NU Pagar Nusa Jakarta Pusat juga baru meraih kejuaraan dan mengantongi sebanyak 18 medali dikejuaraan Nusantara Championship yang di adakan selama dua hari oleh Ikatan Pancak Silat Indonesia (IPSI) kota Tanggerang Banten di Bale Kota Mall Tanggerang (18-19-12-2021. Ketua Pagar Nusa Jakarta Pusat menyebutkan bahwa 18 medali itu adalah 8 medali emas dan 10 medali perak.
Kendatipun jawara Pagar Nusa telah mengantongi berbagai prestasi kejuraan. Namun namun mereka tidak pernah jumawa. Justru sebaliknya, mereka tetaplah rendah hati dan sederhana. Tetap tawaduk dan membumi. Itulah ciri khas jawara Pagar Nusa, selalu rendah diri dan mencontoh para kia dan ulama. Sikap yang dimiliki oleh jawara-jawara Pagar Nusa ini perlu untuk dijadikan contoh dan teladan. Sehingga para jawara di semua kontestasi olahraga di nusantara menjadi jawara yang rendah diri dan tidak jumawa.
Sumber Referensi
Mhtar, Tatan. 2020. Pancak Silat. Jawa Barat: UPI Sumedang Press
Syahrial, Muhammad. 2020. Buku Jago Beladiri. Jakarta: Cemerlang
Jatim.nu.or.id
republikajatim.com