Acara Asik Bang BNPT di Banyuasin
Acara Asik Bang BNPT di Banyuasin. Foto FKPT

Hariansemarang.id – Nilai-nilai seni dan kebudayaan lokal yang ada di bumi Indonesia diyakini dapat mencegah paham radikalisme dan terorisme di kalangan anak muda. Hal ini dikarenakan kearifan lokal menjadi bagian untuk mengisi hal-hal yang belum dimiliki anak muda dalam merekat dan mempersatukan dan juga sebagai sebuah kontrol moral dalam menjaga harmonisasi bagi wilayahnya.

Budayawan Nanang Hape mengatakan dalam kegiatan Aksi Musik Anak Bangsa (ASIK BANG) yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjsama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan di OPI Mall, Banyuasin, Selasa 19 April 2022.

“Nilai-nilai seni dan budaya lokal termasuk musik di dalamnya diyakini dapat menjadi penangkal serangan terorisme karena kearifan lokal memiliki daya rekat yang tinggi dan sumber kontrol dalam hubungan sesama masyarakat agar berkehidupan yang harmonis jauh dari nilai kekerasan yang dapat meruntuhkan persatuan bangsa,” ungkap Nanang dalam rilisnya, Rabu 20 April 2022.

Menurut pedalang urban ini, anak-anak muda jiwanya wajib diisi dengan nilai-nilai kebangsaan dengan model atau gayanya mereka, cara seperti ini menjadi tantangan dan jawaban atas kehadiran mereka mempersatukan bangsanya lewat musik.

“Lewat musik mereka bicara tentang kecintaan terhadap tanah airnya, mereka terpacu untuk berkarya dan mendapat tempat di antara lingkungannya, mereka merasa dapat berkontribusi lewat karya untuk Indonesia, ini hebat,” katanya.

Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Rahmad Suhendro menyampaikan radikalisme menginginkan perubahan yang tidak baik atau ekstrem dalam sosial politik.

“Radikal terorisme adalah sebuah paham atau gagasan yang menginginkan adanya perubahan sosial politik dengan menggunakan cara-cara ekstrem termasuk kekerasan,” ungkapnya.

Rahmat mengatakan anak-anak muda atau remaja saat ini sangat rentan terpapar paham radikalisme karenanya budaya gotong royong, kebersamaan dan teposeliro sudah mulai pudar dikalangan mereka, kecenderungan mereka hidup sendiri tanpa memperdulikan sekitar.

“Anak-anak milenial hampir 3 jam 45 menit di Indonesia menggunakan internet, banyak sekali situs atau web yang mudah dimasuki, yang akhirnya mereka memasuki gerbang paham radikalisme dan terorisme,” katanya.

“Untuk itu dibutuhkan kebersamaan dan sinergisitas antar sesama untuk mencegah paham ini karena ini bukan hanya tugas aparatur pemerintah, TNI atau kepolisian saja namun ini adalah tugas bersama termasuk anak muda, untuk itu BNPT hadir lewat Aksi Musik Anak Bangsa (ASIK BANG) ini, agar mereka turut serta berperan aktif lewat medianya dengan menyampaikan pesan-pesan perdamaian,” jelas Rahmad.

Kegiatan ini dilaksanakan di 34 provinsi dan FKPT Sumatera Selatan adalah Provinsi yang keenam dimana ASIK BANG hadir di tengah-tengah anak muda lewat Festival Musik dengan tema Damai Kita Harmoni Indonesia.

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here