Puncak Pesantren Kilat TPQ AL Ichsan Ngaliyan Semarang. Foto Dokumen TPQ AL Ichsan
Puncak Pesantren Kilat TPQ AL Ichsan Ngaliyan Semarang. Foto Dokumen TPQ AL Ichsan

Hariansemarang.id – Tepuk tangan membahana ketika dibacakan nama-nama juara lomba. Suasana gembira terlihat dari sorak tawa santri TPQ Al Ichsan yang sedang mengikuti penutupan Pesantren Kilat Ramadhan 1443 H.

Pesantren kilat tersebut diselenggarakan TPQ Al Ichsan atas dukungan Takmir Masjid dan Yayasan Al Ichsan, selama 4 sampai 24 April 2022.

Acara penutupan ini digelar pada Minggu 24 April 2022 dengan serangkaian pentas kreativitas, pembagian hadiah lomba dan buka bersama santri, wali santri dan segenap pengurus Yayasan Al Ichsan di serambi masjid Al Ichsan Srikaton Utara Purwoyoso Ngaliyan Semarang.

Serangkaian lomba diselenggarakan untuk memeriahkan puncak penutupan Pesantren Kilat.

Lomba dilaksanakan sebelumnya, pada Kamis sampai Sabtu, 21 sampai 23 April 2022, meliputi lomba praktik wudhu, praktik shalat, hapalan doa harian, hapalan surat pendek, lomba mewarnai, dan lomba cerdas cermat tangkas.

Ketua RW, Shina Susena didapuk sebagai pemberi sambutan menyampaikan kebanggaannya atas program pesantren yang dinilai memiliki tujuan mencerdaskan dan mendidik moral dan agama anak-anak di lingkungan Srikaton Purwoyoso.
Dia berharap program ini bisa berjalan terus di luar Ramadhan.

“Kami sangat mendukung program ini bisa diterapkan di luar Ramadhan. Di mana anak diajak untuk senang belajar, senang mengaji dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Semoga kelak menjadi pemimpin umat yang terbaik,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Senin 25 April 2022.

Rahma Safira, santri yang mendapatkan penghargaan sebagai santri teladan merasa senang dan bahagia mengikuti kegiatan pesantren kilat.

“Saya bahagia bisa ikut kegiatan di TPQ Al Ichsan selama bulan Ramadhan. Saya senang bisa belajar sambil bernyanyi, menghapalkan doa-doa, diajak tepuk-tepuk, banyak teman, dapat jajan dan lain-lain,” ujarnya.

Salah satu Wali santri, Ana Triningsih (35) mengucapkan terimakasih kepada para ustadz dan ustadzah yang telah membimbing anaknya.

“Alhamdulillah setelah mengikuti pesantren kilat, putra-putri saya makin semangat untuk mengaji, menghafal surat-surat pendek, shalat,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Sulistyowati (30), wali santri yang tersentuh melihat perubahan anaknya yang makin santun dan sayang kepada orang tua.

“Setiap pulang dari pesantren wajahnya selalu ceria, selalu bercerita tentang ilmu yang baru saja didapatkan. Saya berharap kegiatan ini akan terus berlanjut di luar Ramadhan agar anak kami menjadi lebih berbakti dan antusias terhadap agama,” katanya.

Sebagai penutup, Ketua Yayasan, Nuh Suroso mengambil kokard sebagai penanda simbolis Pesantren Kilat Ramadhan resmi ditutup, lalu memberikan sertifikat kepada santri.

Sebanyak 90 sertifikat dibagikan kepada santri yang telah mengikuti kegiatan ini. Lalu kegiatan diakhiri dengan buka bersama di halaman masjid.

Cek berita dan artikel Harian Semarang lainnya di Google News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here